CATATAN.CO.ID, Sampit – Seekor beruang madu yang sempat membuat resah warga Sampit akhirnya dipindahkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah ke Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Pemindahan ini dilakukan setelah empat hari beruang tersebut berkeliaran di kawasan pemukiman warga.
Setibanya di Pangkalan Bun, beruang menjalani pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tim dokter hewan. “Pemeriksaan ini penting untuk menentukan langkah selanjutnya, apakah beruang akan dilepasliarkan ke kawasan konservasi atau perlu menjalani rehabilitasi,” ujar Sugih Trianto, Polisi Kehutanan BKSDA Kalteng, Jumat, 4 September 2024.
Menurut Sugih, pemeriksaan kesehatan beruang akan memastikan apakah satwa ini merupakan peliharaan yang lepas, karena ada dugaan bahwa beruang tersebut sudah lama dipelihara oleh masyarakat. “Jika terbukti ada luka atau kebiasaan makan yang tidak alami, maka beruang harus menjalani rehabilitasi lebih lanjut,” jelasnya.
Jika kondisi beruang dinyatakan sehat tanpa tanda-tanda pemeliharaan yang lama, BKSDA Kalteng berencana melepasliarkannya ke Suaka Margasatwa Lamandau. “Kami akan memastikan setiap tindakan didasarkan pada hasil pemeriksaan dokter hewan,” tambah Sugih.
Sebelum dipindahkan, beruang madu ini menjadi sorotan warga setelah terlihat di beberapa tempat di Sampit, termasuk masuk ke kamar mandi warga dan memakan ternak. Kejadian ini pertama kali dilaporkan pada 26 September 2024 di Jalan Kapten Mulyono.
Tim BKSDA Resort Sampit, dipimpin oleh Komandan Muriansyah, memasang perangkap dengan umpan buah nanas, namun beruang berhasil lolos. Akhirnya, pada 30 September 2024, beruang tertangkap di dekat kantor DPC PDIP Kotim setelah upaya penyelamatan manual yang berlangsung dramatis.
Sugih Trianto juga menyampaikan terima kasih kepada Disdamkarmat Kotawaringin Timur dan Manggala Agni Daops Kalimantan III yang turut membantu dalam proses penyelamatan ini. “Kerja sama ini sangat berarti, dan kami berharap kolaborasi dalam penanganan satwa liar bisa terus berlanjut di masa mendatang,” tutupnya.
Dengan pemindahan ini, warga Sampit bisa bernapas lega, sementara beruang madu tersebut mendapatkan kesempatan untuk hidup di habitat alaminya atau menjalani rehabilitasi jika diperlukan. (C4)