CATATAN.CO.ID, Sampit – Aksi penyelamatan beruang liar yang sempat menggegerkan warga Sampit selama empat hari terakhir berlangsung dramatis. Beruang yang mengganggu ketentraman warga akhirnya berhasil ditangkap pada Senin, 30 September 2024, dengan cara yang tak terduga, yaitu menggunakan tudung saji.
Beruang pertama kali terlihat di Jalan Kapten Mulyono, Sampit, pada 26 September 2024. Keberadaannya tak hanya meresahkan, tetapi juga menyebabkan kerugian bagi warga yang kehilangan ayam. Budiyanto, salah satu warga yang menjadi saksi, awalnya mengira hewan tersebut adalah kucing besar sebelum menyadari bahwa itu adalah seekor beruang.
“Saya melihatnya muncul di siang hari. Saat itu, beruang sempat melarikan diri setelah saya mendekatinya,” ungkap Budiyanto. Pengalamannya cukup mencekam, terutama ketika beruang kembali muncul pada malam hari dan memakan ayam yang berada di kandang.
Menyusul laporan dari warga, Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, segera melakukan langkah-langkah penyelamatan. Setelah memasang perangkap di sekitar lokasi, Muriansyah menerima informasi dari Anggota DPRD Kotim, Paliansyah, bahwa beruang itu terlihat lagi di belakang kantor DPC PDIP sekitar pukul 15.00 WIB.
Dikarenakan situasi yang mendesak dan beruang berada di kawasan padat penduduk, Muriansyah memutuskan untuk melakukan penangkapan manual. “Ukuran beruang tersebut masih kecil, diperkirakan berusia antara anak hingga remaja. Kami harus bertindak cepat,” ujarnya.
Tim penyelamat yang terdiri dari anggota Manggala Agni dan Disdamkarmat Kotim kemudian berusaha menjinakkan beruang menggunakan alat jerat laso. Meskipun beberapa upaya awal gagal, mereka tetap optimis.
Momen penangkapan mencapai puncaknya ketika salah satu anggota tim menggunakan tudung saji berwarna merah muda untuk menjinakkan beruang yang panik. “Akhirnya, dengan keberanian tim, beruang berhasil ditangkap,” kata Muriansyah. Penyelamatan ini berakhir sukses pada pukul 17.00 WIB, dan beruang kini diamankan di Pos Manggala Agni.
Warga seperti Budiyanto mengungkapkan rasa syukur mereka atas tindakan cepat BKSDA. “Kami sangat berterima kasih kepada tim yang telah menyelamatkan beruang ini. Satwa ini merupakan bagian dari ekosistem yang harus dilindungi,” ujarnya.
Dari informasi yang didapat, Muriansyah menduga bahwa beruang tersebut mungkin adalah peliharaan warga sekitar yang terlepas, mengingat perilakunya yang tidak takut mendekati manusia. “Kami akan terus melakukan pemantauan dan upaya preventif agar kejadian serupa tidak terulang,” tutup Muriansyah.
Penyelamatan beruang di Sampit menunjukkan betapa pentingnya tindakan cepat dan kolaborasi antara masyarakat dan instansi terkait dalam melindungi satwa liar. Diharapkan kejadian ini menjadi perhatian bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan fauna yang ada di sekitar kita. (C4)