CATATAN.CO.ID, Sampit – Pembelajaran tatap muka di Kotawaringin Timur berpotensi dilakukan secara penuh atau 100 persen. Ini mengingat vaksinasi yang dilakukan makin mendekati target secara nasional.
“Kita semua sebenarnya menghendaki pembelajaran tatap muka 100 persen, karena belajar dalam jaringan itu dinilai tidak efektif,” ungkap Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor, Rabu (24/11).
Berdasarkan pantauan di sejumlah sekolah beberapa waktu lalu diketahui terjadi banyak ketertinggalan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring.
Menurut pengakuan para pelajar yang ditemuinya, mereka sulit memahami pelajaran yang disampaikan secara online dan lebih nyaman dengan pelajaran yang disampaikan secara langsung oleh para guru.
“Jangankan untuk anak-anak, kami sendiri merasakan sulitnya rapat via virtual, mau bertanya atau menjelaskan tidak maksimal, dan terbatas waktu,” tuturnya.
Namun, ia menyadari untuk melaksanakan PTM penuh tak bisa sembarangan. Meskipun, kini kasus Covid-19 di Kotim sudah melandai, akan tetapi untuk PTM masih perlu di evaluasi dengan teliti. Supaya niat baik untuk mewujudkan pembelajaran yang maksimal tak tercoreng dengan munculnya klaster baru Covid-19 yang disebabkan PTM.
“Kami evaluasi dulu, khususnya oleh Dinas Pendidikan. Mana yang boleh dan tidak. Mungkin untuk sekolah di pedalaman sudah bisa, tapi perkotaan kita lihat dulu,” jelasnya.
Ada beberapa indikator dalam pertimbangan untuk PTM ini. Contohnya, jika sekolah berada di wilayah yang terindikasi pernah ada penderita Covid-19, maka untuk pelaksanaan PTM dapat ditunda dulu sampai kondisi benar-benar aman.
Ia pun berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir, tak hanya di Kotim tapi seluruh Indonesia pada umumnya. Dengan tidak adanya penderita Covid-19, maka tak ada lagi halangan untuk melaksanakan PTM sepenuhnya. (C1)