Inovasi di Balik Jeruji, Budidaya Bioflok Lapas Sampit untuk Kemandirian Warga Binaan

Petugas dan warga binaan Lapas Kelas II B Sampit memberi pakan bagi ikan yang dikembangkan dengan tekonologi bioflok
Petugas dan warga binaan Lapas Kelas II B Sampit memberi pakan bagi ikan yang dikembangkan dengan tekonologi bioflok

CATATAN.CO.ID, Sampit – Lapas Kelas IIB Sampit, Kalimantan Tengah, terus berinovasi melalui program pembinaan untuk membekali warga binaannya dengan keterampilan hidup mandiri. Salah satu program unggulannya adalah budidaya ikan lele dan ikan nila dengan teknologi bioflok, sebuah metode ramah lingkungan yang efisien dalam meningkatkan hasil panen.

Di bawah inisiasi Kalapas Meldy Putera, program ini bukan sekadar kegiatan pembinaan, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan warga binaan agar mampu beradaptasi dengan dunia luar setelah masa tahanan berakhir.

“Metode bioflok dipilih karena ramah lingkungan dan memberikan hasil yang lebih optimal. Selain itu, sistem ini mengajarkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkap Meldy, Sabtu (16/11).

Pegawai Lapas turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mulai dari pemberian pakan hingga memastikan kelancaran proses budidaya. Bagi warga binaan, program ini menjadi peluang emas untuk belajar sekaligus membangun kepercayaan diri.

“Budidaya ikan bioflok memberikan nilai tambah bagi warga binaan. Selain keterampilan teknis, mereka juga belajar tanggung jawab dan kerja tim. Ini penting sebagai bekal hidup mandiri setelah bebas nanti,” tambah Meldy.

Selain mendukung rehabilitasi warga binaan, program ini juga diharapkan mampu menjadi contoh model pembinaan yang produktif dan inovatif di lembaga pemasyarakatan lainnya. Dengan keterampilan yang diperoleh, warga binaan memiliki peluang lebih besar untuk menciptakan lapangan kerja mandiri sekaligus mengurangi stigma negatif yang kerap melekat pada mantan narapidana. (C20)

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *