CATATAN.CO.ID, Sampit – Kurikulum merdeka belajar pertama kali diterapkan menjadi kurikulum nasional pada tahun ajaran 2024/2025. Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim) berpesan dengan penerapan baru tersebut guru diharapkan merubah metode pembelajaran dan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan maksimal.
“Kita harus berubah metode pembelajaran saintifik, banyak inovasi dan kreasi saya harap guru bisa belajar di PMM,” kata Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah, Rabu, 10 Juli 2024.
Guru harus mandiri belajar berbagai proses pembelajaran melalui PMM karena saat ini tidak ada Training of Trainers (ToT).
PMM merupakan sebuah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Platform ini dirancang untuk mendukung para guru dalam proses pembelajaran, menyediakan berbagai sumber daya, dan alat untuk membantu dalam pengajaran yang lebih inovatif dan efektif.
Melalui platform ini, guru dapat mengakses materi pembelajaran, pelatihan, dan kolaborasi dengan sesama pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Karena mereka belajar lewat PMM itu makannya pemahamannya akan berbeda-beda. Kami juga telah membuat kelompok belajar atau kombel untuk membantu mereka,” ujarnya.
Adapun PMM memuat sejumlah fitur utama diantaranya konten pembelajaran, pelatihan dan pengembangan, komunitas guru, serta evaluasi dan penilaian.
Keberadaan PMM diharapkan guru dapat lebih mudah mengakses sumber daya yang diperlukan untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa. (C4)