Dishub Kotim Kaji Penerapan CFD Taman Kota Sampit

FOTO DOKUMEN Suasana masyarakat beraktivitas di Taman Kota Sampit.
FOTO DOKUMEN Suasana masyarakat beraktivitas di Taman Kota Sampit.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengkaji pemberlakuan Car Free Day (CFD) di Taman Kota Sampit.

“Kita akan melihat peruntukan taman itu selama ini lebih digunakan untuk kegiatan olahraga ringan seperti jalan kaki atau lari pagi. Akan kita analisa dulu,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dishub Kotim Rody Kamislam, Jumat, 5 Juli 2024.

Hal itu ia katakan menindaklanjuti perintah Bupati Kotim Halikinnor untuk mengkaji usulan masyarakat memberlakukan CFD saat libur.

Taman Kota Sampit sebenarnya dibangun untuk ruang terbuka hijau (RTH). Namun berjalannya waktu digunakan untuk olahraga dan sejumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat seperti senam serta jalan sehat.

Sebenarnya pemerintah daerah telah memiliki Stadion 29 Nopember sebagai sarana olahraga masyarakat. Namun lokasi Taman Kota Sampit yang berada di jantung kota menjadi daya tarik tersendiri untuk warga olahraga pagi.

“Nanti dikaji untuk rekayasa lalu lintasnya dan kita lihat dulu volume kendaraannya serta parkirnya,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi saat hari Minggu di Taman Kota Sampit masih lancar meski kendaraan harus melaju dengan kecepatan rendah.

Namun jika diperlukan dan berdasarkan kajian layak untuk CFD maka pihaknya akan mengatur kantong parkir yang bisa dimanfaatkan.

Sebelumnya, usulan masyarakat terkait CFD sudah disampaikan kepada Kepala Dishub yang lama. Saat itu pun mendapat sambutan dan akan dipersiapkan. Namun, belum sempat terealisasi Kepala Dishub sudah masuk purna tugas dan digantikan Rody Kamislam sebagai Pelaksana Tugas terhitung mulai 1 Juli 2024.

Masyarakat menginginkan pemerintah daerah kembali mengaktifkan CFD di Taman Kota Sampit karena aktivitas sangat padat terjadi saat hari Minggu.

Banyak motor dan mobil berlalu lalang di tengah aktivitas masyarakat yang sedang berolahraga ditambah parkir kendaraan yang mencapai 3 lapis pun mengakibatkan jalan semakin sempit dan membahayakan warga yang tengah berjalan atau lari di sekeliling Taman Kota Sampit.

“Kalau hari Minggu banyak warga yang membawa anak-anak. Keberadaan kendaraan yang lalu lalang itu khawatir menyerempet,” kata Sapwani salah satu warga Sampit yang sering beraktivitas di Taman Kota.

Saat hari Minggu puluhan UMKM memanfaatkan momen untuk berjualan sepanjang lingkaran Taman Kota Sampit. Hal itu membuat tak hanya masyarakat yang gemar olahraga berbondong-bondong datang di Taman Kota. Ada masyarakat yang datang untuk berbelanja produk UMKM atau hanya sekedar membawa anak-anak menghabiskan hari libur di pagi hari.

Sapwani berharap, CFD di Taman Kota Sampit diberlakukan di waktu tertentu. Misalnya setiap hari Minggu pagi pukul 05.00 WIB- 09.00 WIB. Tentu tidak akan mengganggu aktivitas di hari efektif lainnya.

“Harus ada yang mengatur agar tidak ada kendaraan masuk area Taman Kota saat hari Minggu. Itu harapan kami, tergantung bagaimana kebijakan Pemerintah daerah,” imbuhnya.

Beberapa tahun lalu, Taman Kota Sampit pernah dijadikan area CFD saat hari Minggu. Seiring berjalannya waktu, area tersebut kembali dilalui kendaraan karena tidak ada yang menjaga penutupan jalan saat hari Minggu. (C4)

Ucapan Selamat Lebaran Catatan 2024

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *