CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, melaporkan bahwa sembilan Taman Kanak-Kanak (TK) telah berhenti operasional pada tahun ini. Penutupan ini disebabkan oleh rendahnya jumlah peserta didik di sekolah-sekolah tersebut.
Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, menyatakan, “Kami mencatat sembilan TK yang berhenti operasional karena tidak memiliki siswa. Kami telah melaporkan situasi ini ke pusat untuk memperbarui status mereka di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).”
Penutupan ini terungkap ketika Disdik melakukan pendataan akreditasi sekolah dan menemukan bahwa beberapa TK dengan status akreditasi mati ternyata sudah tidak beroperasi. Sembilan sekolah yang ditutup adalah TK Jannatul Firdaus, TK Tunas Rimba, TK Aisyiyah Terpadu PDA Kotim, TK Dewi Jupiter, TK Pelangi, TPA Pembimbing, TK Pelita, SPS An Nur, dan KB Al Huda.
Irfansyah menjelaskan, banyak dari sekolah yang berhenti operasional adalah sekolah swasta yang sangat bergantung pada Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Dana BOSP dari pemerintah pusat dihitung berdasarkan jumlah peserta didik, sehingga sekolah dengan jumlah siswa sedikit hanya menerima dana yang kecil, yang sering kali tidak mencukupi kebutuhan operasional sekolah.
“Kondisi ini memang memprihatinkan, namun ini juga menjadi pelajaran penting bagi sekolah lainnya. Sekolah harus fokus pada peningkatan kualitas dan prestasi untuk menarik minat masyarakat. Prestasi seperti yang diraih dalam O2SN dan FLS2N dapat menjadi bahan promosi yang efektif,” tambah Irfansyah.
Ia juga menekankan pentingnya adaptasi sekolah terhadap perkembangan zaman dalam pola pembelajaran. Meski terdapat sistem zonasi, masyarakat tetap memiliki kebebasan dalam memilih sekolah berdasarkan kualitas dan reputasi sekolah tersebut.
“Disdik dan pemerintah daerah tidak dapat memaksa masyarakat untuk memilih sekolah tertentu. Keputusan memilih sekolah sering kali didasarkan pada pertimbangan kualitas pendidikan dan reputasi sekolah,” ungkapnya.