TPS Wilayah Utara Kotim Siapkan Gedung Tertutup untuk Antisipasi Banjir di Pilkada 2024

Kepala BPBD Kotim Multazam
Kepala BPBD Kotim Multazam

CATATAN.CO.ID, Sampit – Menghadapi potensi banjir dan cuaca ekstrem di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mendorong Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memanfaatkan gedung-gedung tertutup yang tersedia di desa-desa. Langkah ini dianggap penting guna menjaga kelancaran proses pemungutan suara meski kondisi cuaca tidak menentu, khususnya di daerah rawan banjir.

Kepala BPBD Kotim, Multazam, menyampaikan bahwa sejumlah desa di wilayah utara telah mengalami banjir meski intensitasnya masih tergolong dangkal dan bersifat sementara. Desa seperti Tumbang Gagu, misalnya, telah terdampak banjir karena curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini.

“Untuk memastikan kelancaran pemungutan suara, kami menyarankan TPS menggunakan gedung tertutup, seperti sekolah dasar yang dapat diliburkan pada hari pemungutan suara,” ungkap Multazam pada Senin, 11 November 2024.

Penggunaan bangunan tertutup diharapkan dapat melindungi aktivitas pemungutan suara dari cuaca ekstrem. Multazam menekankan pentingnya menghindari penggunaan tenda terbuka dan memanfaatkan bangunan yang ada, sehingga pemilihan yang dijadwalkan pada 27 November dapat berjalan aman.

Selain itu, Multazam menyoroti tantangan distribusi logistik Pilkada ke desa-desa terpencil di wilayah utara, yang sering kali terhambat aksesnya akibat banjir. Desa seperti Tumbang Gagu, khususnya, memerlukan perhatian ekstra karena kondisi jalan yang sulit ditembus ketika tergenang air. BPBD berencana bekerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan distribusi logistik ke wilayah rentan banjir ini tetap lancar.

Wilayah utara Kotim, terutama daerah dataran rendah, diketahui sangat rawan mengalami banjir berkepanjangan ketika curah hujan tinggi. Multazam mencontohkan Kecamatan Telaga Antang, di mana beberapa desa seperti Tanjung Jorong dan Tualan Hulu tergolong zona merah dengan risiko tinggi.

Desa yang terletak di bantaran sungai, seperti Kuala Kuayan, juga berisiko banjir. Meskipun air biasanya cepat surut, banjir ini bisa menghambat akses transportasi ke desa-desa sekitar seperti Bawan dan Tanjung Jariangau.

“Ketua KPU Kotim juga telah menyiapkan langkah antisipasi jika banjir mengancam distribusi logistik. Kami berharap mitigasi dilakukan optimal, termasuk mengemas logistik, seperti surat suara, dalam plastik untuk mencegah kerusakan akibat air,” tutup Multazam. (C4)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *