Tercatat 28 Kasus Serangan di Kotim, Buaya Leluasa Serang Manusia saat Gelap Tiba

Buaya yang menyerang warga di Desa Parebok saat ditangkap.
Buaya yang menyerang warga di Desa Parebok saat ditangkap.

CATATAN.CO.ID, Sampit-  Serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur mencatatkan angka mengejutkan, dengan 28 kasus dalam lima tahun terakhir, termasuk dua korban jiwa. Data yang dirilis oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit ini mengungkapkan bahwa buaya leluasa menyerang manusia, terutama pada malam hari ketika gelap mulai menyelimuti.

“Sebanyak 80 persen serangan buaya terjadi di malam hingga dini hari, saat warga beraktivitas di sungai tanpa menyadari risiko yang mengintai,” ujar Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, Selasa (22/10).

Dari total 28 kasus, 22 orang mengalami luka, sementara empat orang berhasil selamat tanpa cedera.

Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai kini dihadapkan pada ketidakpastian, khususnya di Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan, yang menjadi titik rawan serangan. Aktivitas malam hari, seperti memancing atau mengambil air, menjadi semakin berbahaya.

“Dalam kondisi gelap, buaya bisa lebih mudah mendekati dan menyerang tanpa terdeteksi. Oleh karena itu, kami sangat mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sungai pada jam-jam tersebut,” tambah Muriansyah.

Ia juga mengingatkan agar warga tidak membuang bangkai hewan ke sungai dan menghindari memelihara ternak di tepi sungai, yang bisa menarik perhatian buaya dan meningkatkan risiko serangan.

“Kesadaran akan bahaya ini sangat penting, terutama saat malam hari ketika buaya lebih aktif,” tegasnya. Dengan meningkatnya kasus serangan, masyarakat diminta untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri mereka. (C1/*)

 

hut kotim 72 catatan.co.id

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *