Kronologis Penemuan Orang Hilang di Desa Sungai Ubar Mandiri

IMG 20241108 180508
Anggota Basarnas Pos Sampit sedang mengevakuasi Wati

CATATAN.CO.ID, Sampit – Proses pencarian dan evaluasi terhadap Wati, warga Desa Sungai Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menghilang di dalam hutan Bukit Sandung berlangsung dramatis dan heroik.

Wati menghilang secara misterius saat perjalanan pulang pasca memeriksa lahan. Suami, ayah dan ibu nya pun tidak tahu bagaiamana perempuan berusia 39 tahun tersebut menghilang, Selasa, 5 November 2024, sekira pukul 9 pagi.

Keluarga yang bersangkutan panik dan meminta pertolongan warga desa setempat. Pencarian pun dilakukan dengan menyisir lokasi awal hilangnya ibu rumah tangga tersebut dengan radius 1 km.

Karena tidak kunjung ditemukan, hal ini pun dilaporkan kepada Polsek Cempaga Hulu, Basarnas dan BPBD Kotim. Berbagai macam teknik dan peralatan digunakan untuk pencarian namun tidak membuahkan hasil.

”Sejak ada laporan, kami langsung melakukan penyisiran. Kamis (7 November 2024), dini hari, sekitar pukul 3 pagi, pencarian sempat dihentikan untuk beristirahat,” ucap salah satu anggota Tim Gabungan, Asman, Jumat, 8 November 2024.

Pagi hari nya, Tim Gabungan menerbangkan drone untuk memantau situasi sekitar. Akan tetapi, tidak sedikit pun terlihat tanda-tanda keberadaan yang bersangkutan.

”Dari titik awal hilang, drone diterbangkan ke arah kiri Bukit Sandung, tidak ada tanda-tanda. Penyisiran dengan membagi tim menjadi beberapa regu kembali dilakukan,” tutur Asman.

Delapan jam bergerilya menempuh semak belukar, sembari berteriak menyerukan nama Wati, akhirnya terdengar lirih sahutan perempuan. Tim pun bergegas mencari sumber suara tersebut.

Satu jam berselang, barulah mereka menemui adanya seorang perempuan berjilbab warna cokelat terduduk lesu dibalik semak belukar. Petugas pun langsung menyuguhkan air bersih untuk diminum.

”Dia kehausan dan sudah lesu. Kami menggendong yang bersangkutan secara bergantian, karena lokasinya memang sulit dilintasi oleh kendaraan. Lumayan jauh, sekitar 4 km dari jalan,” beber Asman.

Dilanjutkan, Wati langsung dibawa pulang ke kediamannya untuk diberikan pengobatan dan perawatan oleh tim medis dari Puskesmas Pundu.

”Dari pengakuannya saat ini yang terbatas, dia tersesat, namun tidak tahu bagaimana, kita maklumi saja, karena saat ini kondisinya kurang memungkinkan, wajar, tidak makan selama 55 jam, dan hanya minum air rawa maupun air hujan,” tutupnya. (C19)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *