CATATAN.CO.ID, Sampit – Setelah masa-masa sulit pandemi COVID-19, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menunjukkan kebangkitan ekonomi yang signifikan, salah satunya berkat inisiatif besar dari Bupati Halikinnor dan Irawati. Salah satu prestasi yang paling menonjol adalah pembangunan Terowongan Nur Mentaya, sebuah ikon infrastruktur yang tidak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga menjadi pusat pendorong ekonomi lokal.
Terowongan yang terletak di Jalan Tjilik Riwut ini, diresmikan pada 10 Desember 2022 oleh Bupati Halikinnor. Dengan penerangan jalan umum (PJU) yang mengagumkan dan ornamen ikonik seperti telawang serta ikan jelawat, terowongan ini kini menjadi simbol kemajuan Kotim, menghubungkan estetika dengan fungsionalitas.
“Terowongan Nur Mentaya bukan hanya simbol kemajuan, tetapi juga kesempatan baru bagi UMKM. Kami melihat banyak usaha yang tumbuh seiring dengan hadirnya pengunjung,” ujar Burhanudin, tokoh masyarakat Kecamatan Baamang.
Sejak dibuka, terowongan ini menjadi destinasi wisata malam hari bagi warga lokal dan wisatawan, yang datang untuk berfoto dan menikmati suasana. Kehadiran pengunjung ini memberikan dampak positif pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sekitarnya, dengan peningkatan pendapatan yang signifikan.
Tidak hanya sebagai akses transportasi yang lebih baik, Terowongan Nur Mentaya juga memberikan dampak positif pada ekonomi lokal. Usaha-usaha seperti warung makan, kafe, hingga toko-toko mulai bermunculan di sepanjang jalan utama Sampit, mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Menurut Bank Indonesia, keberadaan terowongan ini berperan besar dalam menghidupkan kembali ekonomi yang sempat terpuruk selama pandemi. “Pembangunan terowongan ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga memberikan kesempatan usaha yang luas bagi masyarakat,” jelas seorang perwakilan dari Bank Indonesia.
Halikinnor mengatakan bahwa inovasi dan dukungan terhadap UMKM menjadi fokus utama pemerintahanannya selama masa pemulihan ekonomi. Salah satu program yang mendapat perhatian besar adalah Car Free Day di Taman Kota Sampit, yang melibatkan lebih dari 500 pelaku UMKM lokal. Event ini meningkatkan visibilitas produk lokal, dan secara signifikan meningkatkan penjualan mereka.
“Car Free Day menjadi momen penting bagi UMKM kita. Mereka senang karena penjualan meningkat, yang menunjukkan bahwa ekonomi Kotim mulai bangkit,” tambah Halikinnor.
Namun, Halikinnor tidak hanya fokus pada pemulihan jangka pendek. Rencana besar untuk pembangunan berkelanjutan terus disusun untuk memperkuat sektor ekonomi Kotim. Di antaranya adalah pembangunan pabrik balok es, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), pabrik pakan ikan, dan pabrik ternak.
Tak hanya itu, pemerintah Kotim juga mengembangkan pabrik pengolahan limbah medis dan limbah rumah tangga sebagai bagian dari upaya pengembangan sektor industri. Program cetak sawah seluas 58.000 hektare, yang merupakan bagian dari program Food Estate, diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama bagi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
Selain memperkuat sektor industri, Halikinnor juga menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Dengan berbagai inisiatif ini, ia berharap dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kotim.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kotim tidak hanya pulih dari dampak pandemi, tetapi juga bersiap untuk menghadapi tantangan ekonomi masa depan dengan lebih optimis dan berkelanjutan. (C4)