CATATAN.CO.ID, Sampit – Kepala Desa (Kades) Kenyala, Kecamatan Telawang, Kotawaringin Timur, Sahewan Harianto, merespons aksi damai yang dilakukan oleh sekelompok warga pada Rabu, 18 September 2024. Aksi tersebut menuntut transparansi terkait pengelolaan keuangan desa sejak masa kepemimpinannya pada tahun 2019.
Sahewan menjelaskan bahwa seluruh pengelolaan dana desa telah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari pemerintah maupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Kami telah menjalankan semua prosedur sesuai aturan. Transparansi sudah dilakukan dengan memasang baliho dana desa di Kantor Desa Kenyala,” ungkap Sahewan pada Jumat, 20 September 2024.
Sahewan juga menjelaskan ketidakhadirannya saat aksi berlangsung karena tengah berada di Sampit untuk mengurus dana desa. Menurutnya, setiap keputusan terkait pengelolaan dana desa dilakukan melalui mekanisme musyawarah desa dan pramusyawarah yang melibatkan warga dari setiap RT.
Menanggapi tuduhan adanya kasus hukum terkait pengelolaan dana desa, Sahewan menegaskan bahwa seluruh perangkat desa, termasuk ketua RT dan pelaksana kegiatan, telah diproses oleh Kejaksaan Negeri Sampit. “Kasus ini telah dikembalikan ke Inspektorat untuk audit lebih lanjut. Jika ada temuan kerugian negara, kami siap bertanggung jawab,” ujarnya.
Sahewan juga menyoroti tudingan tidak adanya pembangunan selama masa jabatannya. Ia menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa. Ia menambahkan bahwa lahan kantor desa masih dalam sengketa, sehingga pemeliharaan bangunan belum bisa dilakukan.
Terkait pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di Desa Kenyala, Sahewan menjelaskan bahwa dana tersebut digunakan untuk normalisasi Sungai Kenyala, yang kerap menyebabkan banjir. Pada tahun 2022, desa menerima bantuan CSR dari empat perusahaan dengan total Rp300 juta untuk kegiatan tersebut.
Menanggapi ketegangan politik yang masih terasa di desa pasca pemilihan kepala desa, Sahewan berharap semua pihak dapat bersatu untuk memajukan Desa Kenyala. “Mari kita fokus membangun desa, bukan terus terjebak dalam konflik,” tutupnya.
Sebelumnya, pada 18 September 2024, sekelompok warga Kenyala menggelar aksi damai, menuntut Sahewan untuk mundur dari jabatannya. Warga memprotes kurangnya transparansi dan minimnya pembangunan infrastruktur selama masa kepemimpinannya. (C4)