CATATAN.CO.ID, Sampit – Sampai sekarang upaya penangkapan beruang di Lingkar Kota Utara, Sampit, Kotawaringin Timur, masih belum membuahkan hasil. BKSDA meyakini beruang yang berkeliaran di kawasan ini terlalu besar. Sementara perangkap yang dipasang kecil.
“Perangkap yang ada sepertinya kekecilan. Beruangnya lewat samping perangkap,” ungkap Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Sabtu, 12 Maret 2022.
Informasi warga sekitar, beruang dipastikan masih berkeliaran di sekitar lokasi pemasangan perangkap. Sementara umpat yang dipasang selalu busuk tanpa tersentuh beruang.
“Umpan busuk dan selalu kami ganti,” ujarnya.
Sebagai solusi dari perangkap itu petugas BKSDA akan mengambil perangkap yang sebelumnya dipasang di Desa Karang Tunggal, Kecamatan Parenggean. Perangkap yang dipasang di tempat kemunculan beruang di Parenggean itu lebih besar.
“Informasi Kepala Desa Karang beruang yang berkeliaran di desa, sudah tidak terlihat lagi. Makanya akan kami pindah ke Lingkar Kota Utara” katanya.
Muriansyah berharap dengan pemasangan perangkap beruang yang lebih besar di wilayah jalan baru menuju Desa Kandan, yakni Kalan Junjung Buih, beruang segera tertangkap.
Menurut Muriansyah, beruang yang ada saat ini berbeda dengan yang sebelumnya merusak pondok dan menjarah gula di pondok warga beberapa bulan lalu.
“Perilakunya beda, saat mengambil gula, tidak ribut atau berisik. Gula tidak dimakan di tempa dan tidak dihambur, namun dibawa ke semak, lalu dimakan,” katanya. (C1)