CATATAN.CO.ID, Sampit – Dari hasil pertemuan antara tenaga kontrak yang melakukan demonstrasi dengan DPRD Kotim dan eksekutif, Senin, 4 Juli 2022, terungkap bahwa data guru di sejumlah sekolah belum terarah dan memadai. Bahkan, ditemukan ada kasus di mana sebuah SD hanya mengandalkan tenaga kontrak, namun semua guru yang mengabdi di sekolah ini tidak ada yang lolos seleksi sehingga satuan pendidikan tersebut terancam tutup.
Kondisi tersebut diakui Plt Kepala Dinas Pendidikan Kotim Susiawati saat memberikan penjelasan terkait tuntutan tenaga kontrak (tekon) yang tidak lulus seleksi. Menurut dia, data tenaga kependidikan khususnya posisi guru di beberapa sekolah belum memadai.
“Mungkin menjadi perhatian utama terkait dengan pendidikan itu, masih ada data tenaga pendidikan yang belum terarah dan memadai,” ujar Susi saat audiensi bersama para tekon yang menuntut haknya dikembalikan di ruang paripurna DPRD Kotim.
Susi mengatakan, terkait dengan pendataan yang dilaksanakan Pemkab Kotim sebenarnya sangat membantu Dinas Pendidikan untuk lebih menata kembali posisi yang sebenarnya.
“Jangan sampai terjadi kekosongan tadi seperti disampaikan bapak ibu ini, ada satu sekolah yang 5 tenaga kontraknya tidak lulus. Itu bukan berarti nanti dibiarkan kosong,” janji Susi.
Untuk itu Susi berjanji mengupayakan mempertahankan kembali guru kontrak mana yang akan ditempatkan menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan.
“Contoh satu sekolah itu ada guru PAI-nya atau padahal siswanya tidak semua muslim, jadi ini harus ditata lagi apakah sekolah itu juga membutuhkan guru agama lain,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Sekda Kotim Fajrurrahman mengatakan, pihaknya meminta waktu hingga pekan depan untuk melaksanakan pendataan terhadap kebutuhan tenaga kontrak guru dan bidang lainnya.
“Saat ini pendataan atau mapping masih dilakukan. Insyaallah pekan ini selesai,” ujar Sekda Kotim Fajrurrahman.
Pendataan dilakukan sebagai langkah pemerintah daerah untuk mengetahui berapa jumlah kekurangan guru dan tekon bidang lain. Evaluasi juga sebagai bahan untuk dibawa ke Pemerintah Pusat. “Bahwa tekon masih sangat dibutuhkan, terutama untuk memenuhi guru,” katanya.
Dia mengatakan hasil dari evaluasi sebelumnya ada 1.041 orang tekon yang tidak lulus. Sehingga ada sejumlah sekolah yang sebelumnya diisi oleh guru honor malah kosong, karena tidak ada yang lulus seleksi.
“Ada SD di pedalaman, yang diisi 5 guru dan semuanya awalnya tekon. Namun karena tidak ada yang lulus, sehingga tidak ada lagi gurunya. Ini tidak mungkin kami biarkan, makanya kami lakukan evaluasi ulang,” janji Farjur. (CP)