CATATAN.CO.ID, Sampit – Sebuah tempat mengaji asuhan Ustaz Abdul Khair di Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur mendapat tamu istimewa. Sosok pria bersama isteri dan anaknya yang masih berusia 5 tahun menyambangi tempat mengaji di sebuah barak itu.
Pria tersebut bernama Hakam Mabruri. Laki-laki yang dikenal dengan perjalanan jauhnya menjelajah 14 negara mengayuh sepedanya. Hakam kini tengah menjalankan misi perjalanannya ‘Buka Mata’ di Pulau Kalimantan.
“Ini hari kedua kami berada di Sampit dan akan melanjutkan perjalanan ke Trans Pagatan, Kabupaten Katingan lalu akan kembali lagi di Sampit setelah 2 hari,” kata Hakam, Selasa, 28 November 2023.
Hakam diterima di ruang tamu barak sewaan Ustaz Khair berukuran tak lebih 3 kali 3 meter persegi. Ruang ini pula yang dijadikan pria perantauan asal Kalsel itu sebagai tempat mengaji bagi puluhan santrinya. Di tempat pengajian tersebut Hakam membagikan buku-buku Iqro, buku cerita anak, dan buku Islami lainnya.
Perjalanannya kali ini mengendarai sepeda motor yang ia mulai pada 17 Oktober 2023 dari Pulau Jawa menyeberang ke Kalimantan Selatan.
Bersama isterinya Rofingatul Islamiyah dan anaknya Mukafiha Nur Hakam, pria asli Malang, Jawa Timur itu membagikan buku iqro dan buku cerita anak-anak di berbagai daerah di Kalimantan. Misi itu murni untuk membatu anak-anak belajar terutama di wilayah pelosok. Ia ingin anak-anak di daerah terpencil mengenal huruf dan pandai membaca huruf hijaiyah dan alfabet.
Selain membagikan buku, perjalanannya itu juga untuk menengok dunia pendidikan di ppelosok dengan keterbatasan fasilitasnya. Meski perjalanannya masih menempun 2 Provinsi, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, ia banyak menjumpai guru-guru yang tulus memajukan pendidikan meski banyak keterbatasan.
“Seperti seorang guru perempuan dari salah satu sekolah di Kabupaten Kapuas. Dia memulai aktivitas puku 03.00 WIB dan menyiapkan sarapan. Tepat pukul 06.00 WIB guru tersebut berangkat menggunakan kelotok dengan perjalanan kurang lebih 1 jam menuju tempatnya mengajar,” kisahnya.
Guru tersebut berangkat dengan semangat dan tanpa mengeluh, padahal guru honorer dengan gaji Rp250 ribu/bulan dan harus naik kelotok dari Kapuas ke sekolahnya harus membayar Rp80 ribu/bulan.
“Perjalanan ini agar kita menghargai guru-guru. Karena saat ini banyak kasus kekerasan terhadap guru dari orang tua murid ketika tidak puas malah menghajar gurunya,” imbuhnya.
Hakam mengaku tak pernah terkendala selama perjalanan di Pulau Kalimantan. Perjalanannya pun akan terus berlanjut dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Serawak, Brunei, Sabah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan kembali ke Kalimantan Selatan.
“Namun tidak ada rute pastinya. Biasanya dalam perjalanan ada teman memberi informasi daerah yang lebih membutuhkan karena tidak ada akses membeli buku. Jadi perjalanan kami fleksibel,” jelasnya.
Hakam telah banyak melakukan perjalanan jarak jauh. Ia pernah menjelajah ke berbagai Provinsi di Indonesia. Tahun 2022, Hakam bersepeda dari Aceh hingga Larantuka.
Perjalanan paling ekstrim yang ia tempuh adalah bersepeda di Benua Afrika pada 2020. Kala itu, Hakam menyusuri tuntas 14 negara di Afrika, dimulai dari utara hingga ke selatan, dari Mesir hingga Kenya. (C4)