BKSDA Sampit Pasang Spanduk untuk Cegah Konflik Buaya-Manusia di Daerah Rawan

Komandan BKSDA Resor Sampit Muriansyah memasang spanduk imbauan waspada buaya.
Komandan BKSDA Resor Sampit Muriansyah memasang spanduk imbauan waspada buaya.

CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit berinisiatif mengantisipasi konflik antara buaya dan manusia menyusul serangan buaya yang terjadi di Desa Parebok, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Inisiasi yang dilakukan BKSDA berupa memasang spanduk peringatan di beberapa titik rawan.

Lima spanduk imbauan dipasang di area-area strategis yang berisiko tinggi konflik buaya, termasuk pelabuhan penyeberangan Desa Makarti Jaya, sungai di depan SMA 1 Samuda, Sungai Handil Sohor, dan Sungai Parebok.

Selain memasang spanduk, petugas BKSDA juga memberikan sosialisasi langsung kepada warga yang berada di lokasi. “Kami mengimbau warga di sepanjang Sungai Mentaya dan anak sungainya untuk selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terutama pada malam hari,” ujar Muriansyah, Komandan BKSDA Resor Sampit, Jumat, 1 November 2024.

Ia juga memberikan pesan khusus kepada masyarakat untuk menghindari tindakan yang berpotensi mengundang buaya. “Hindari memelihara ternak di tepi sungai, jangan membuang bangkai hewan, dan kurangi pembuangan sampah rumah tangga ke sungai,” jelasnya.

Muriansyah menambahkan bahwa meskipun buaya tidak tertarik pada sampah rumah tangga, pembuangan sampah dapat menarik satwa lain, seperti monyet dan biawak, yang menjadi mangsa buaya. “Sampah bisa memancing hewan lain datang, yang akhirnya menarik perhatian buaya juga,” tuturnya.

Sebagai bagian dari upaya lebih lanjut, Muriansyah juga menyempatkan diri mengunjungi keluarga korban serangan buaya di Desa Parebok untuk memberikan bantuan dan dukungan moril. (C4)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *