CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit menerima penyerahan seekor buaya dari pengelola Rumah Makan Bambu Kuning di Jalan Pramuka, Sampit, Kotawaringin Timur, Rabu, 7 September 2022.
Zulhaidir, pemilik rumah makan tersebut menjelaskan, buaya tersebut didapat dari rekannya dari Kabupaten Seruyan, dan dititipkan ke rumah makan tersebut sejak masih kecil.
“Tapi sekarang buayanya sudah besar, tempatnya tidak ada lagi. Harapan saya nanti dia bisa berkembang biak di habitatnya aslinya,” kata Zulhaidir.
Menurut Zulhaidir, pihaknya pernah melaporkan hal itu ke BKSDA. Namun baru sekarang bisa terwujud serah terima buaya tersebut.
Selama masa pemeliharaan, buaya di tempatkan di sela antara musala dan toilet di rumah makan tersebut, yang disulap menyerupai kandang. Para tamu rumah makan pun biasanya sering melihatnya.
Setiap harinya, buaya tersebut diberi makan oleh petugas yang bekerja di rumah makan tersebut. Buaya itu hanya mau memakan ikan hidup seperti lele, nila, dan matin.
Sementara itu, setelah memastikan pihak pengelola rumah makan bersedia menyerahkan buaya, Tim Rescue Seksi Wilayah II BKSDA Kalteng langsung mengadakan evakuasi, dibantu personel Manggala Agni dan Aktivis Pecinta Hewan.
Evakuasi pun berlangsung dramatis karena tempat buaya ditampung sangat sempit. Sehingga petugas harus berhati-hati menjeratkan tali pada mulut buaya.
Setelah jerat dipastikan terikat sempurna dan kencang di mulut buaya sepanjang 2 meter itu, petugas pun memasangkan lakban hitam menutup mata buaya itu agar tisak terlalu bergerak.
“Buaya berada dalam ruang yang sempit, sehingga beberapa kali kami harus melakukan pencegatan dan terlepas terus,” jelas Komanda BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah.
Kemudian petugas mengeluarkan buaya ke kandang dan membawanya ke tanah lapang untuk diperiksa kesehatannya dan fisiknya. Hasil pemeriksaan petugas, buaya dipastikan dalam kondisi sehat dan berjenis kelamin betina.
Selanjutnya buaya tersebut akan dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah II Kalimantan Tengah di Pangakalan Bun, Kotawaringin Barat. Kemudian dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa Lamandau ataubTaman Nasional Tanjung Puting. (C1)