CATATAN.CO.ID, Sampit – Dampak dari kebakaran lahan mulai terasa di Kabupaten Kotawaringin Timur, terutama di Sampit, Selasa, 27 Juni 2023. Saat dini hari hingga pagi hari, kabut embun bercampur asap sudah mulai muncul.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi H Asan Sampit jarak pandang pada pukul 06.00 – 07.00 dalam kondisi berkabut. Jarak pandang pada pukul 06.00 berkisar 600 meter dan mulai membaik pada pukul 07.00 menjadi 3 kilometer.
Khairul, salah seorang arga Jalan Pramuka, Kecamatan Baamang Barat, Sampit mengatakan bahwa ia sudah mulai mencium aroma asap saat dini hari dan pagi hari.
“Tampaknya kabut ini bukan embun, namun asap. Karena ada bau-bau aroma terbakar,” ujar Khairul, Selasa, 27 Juni 2023.
Kondisi kabut sendiri cukup terlihat jelas di beberapa wilayah permukiman warga Sampit dan juga di Sungai Mentaya. Kabut baru berangsur hilang saat pukul 07.00 WIB.
Kondisi tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan, ditambah Kotim pernah menjadi salah satu daerah dengan kondisi kabut asap yang sangat parah pada kisaran 2015 lalu. Sehingga, sangat diharapkan hal tersebut tidak terulang kembali.
Sementara, dalam beberapa waktu terakhir, karhutla marak terjadi di Kotim. Terutama di wilayah Sampit, baik Kecamatan Mentawa Baru Ketapang mupun Baamang.
Bahkan dalam sehari, bisa lebih dari 2 kejadian. Dengan kisaran luasan lahan yang terbakar yakni setengah hingga 1 hektare.
Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim gabungan lainnya juga telah berupaya untuk mengantisipasi dan memadamkan jika terjadi karhutla.
Sehingga, harapan saat ini pemerintah juga meminta kepada pemilik lahan yang ada di Kotim ini bisa menjaga dan tidak melakukan pembersihan dengan cara dibakar.
“Ayo sama-sama kita menjaga daerah ini agar tidak terjadi kebakaran lahan. Yang tentunya bisa berdampak terhadap kabut asap. Karena jika itu dilakukan, tentu hal tersebut tidak akan terjadi,” harap Kepala BPBD Kotim Multazam. (C3)