CATATAN.CO.ID, Sampit – Anggota DPRD Kotawaringin Timur Sihol Parningotan Lumban Gaol mengungkapkan bahwa pembangunan Jembatan Mentaya akan berdampak positif bagi perkembangan ekonomi di wilayah seberang, terutama Kecamatan Seranau. Jembatan ini diharapkan menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modal dan membuka usaha, termasuk perkebunan dan industri.
“Dengan adanya jembatan, investor akan berani menaruh modal untuk usaha baru di sini. Wilayah ini akan menjadi perhatian utama, dan otomatis perekonomian masyarakat Seranau, khususnya pemilik tanah, akan meningkat pesat,” kata Gaol pada Senin, 23 September 2024.
Pembangunan Jembatan Mentaya juga akan mempermudah akses dari Kecamatan Seranau ke Kota Sampit, yang selama ini terhambat karena kurangnya jalur darat. Meskipun jarak antara kedua wilayah hanya dipisahkan oleh Sungai Mentaya, akses yang sulit telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Seranau.
Untuk mewujudkan proyek ini, Gaol mengusulkan adanya sharing dana antara kabupaten, provinsi, dan kemungkinan pengusulan ke pemerintah pusat melalui APBN. “Asalkan niatnya baik dan pelaksanaannya tepat, saya yakin proyek ini tidak akan menemui masalah,” ujarnya.
Proyek pembangunan Jembatan Mentaya saat ini sedang diperjuangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim dan Pemerintah Provinsi. Estimasi anggaran untuk pembangunan jembatan telah meningkat menjadi Rp2 triliun, dari perkiraan awal Rp1 triliun pada tahun 2013, akibat inflasi dan kenaikan harga material bangunan.
Jembatan Mentaya direncanakan memiliki panjang total 970 meter, dengan bentang utama sepanjang 200 meter dan bentang pendekat 770 meter. Pembangunan jembatan diharapkan bisa dimulai pada tahun 2025, dengan tujuan membuka aksesibilitas wilayah seberang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. (C4)
