Menikmati Pengalaman Spiritual, Salat Iduladha di Tepi Sungai Mentaya 

Jemaah mulai memadati Pelabuhan Sampit untuk melaksanakan salat Iduladha, Minggu pagi, 10 Juli 2022

CATATAN.CO.ID, Sampit – Salat Iduladha bukan sekadar ritual di hari raya kurban. Melainkan sarat pengalaman spiritual bagi sebagian jemaah.

Hal ini didukung dengan suasana tempat pelaksanaan yang bukan hanya tempat lapang. Tetapi juga dengan nuansa alam yang mendukung.

Seperti pengakuan Aji, salah seorang jemaah di Pelabuhan Sampit, Kotawaringin Timur. Tak hanya salat yang khusyuk tapi juga suasana yang mendukung membuat hati makin tenteram memetik hikmah dari kotbah dari pemuka agama.

“aru kali ini salat di pelabuhan, bisa menyaksikan pemandangan pesisir sungai dan aktivitas menjelang salat id,” kata Aji, warga Sampit.

Antusias ini juga tampak pada ratusan warga yang berdatangan. Tak hanya warga setempat salat juga diikuti para anak buah kapal yang bersandar di pelabuhan tersebut.

Rauhi, salah seorang jemaah mengaku sangat antusias melaksanakan salat di Pelabuhan Sampit, karena dirasa sangat spesial. Dia pun berharap mamou memetik hikmah dari khotbah yang telah disampaikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari.

“Setiap Idulfitri dan Iduladha memang biasanya salat di Pelabuhan Sampit. Namun baru Iduladha tahun ini dan Idulfitri tadi dilaksanakan kembali,” kata Rauhi, salah seorang jemaah.

Dalam khotbahnya, Ustaz Rahmat Hidayat mengingatkan jemaah agar senantiasa bertakwa kepada Allah, yang telah mensyariatkan ibadah kurban.

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), ” kata Ustaz Rahmat membacakan tafsir Alquran Surah Alhajj ayat 33.

Ia juga mengajak jemaah mengambil hikmah dari makna perayaan Iduladha. Yakni meneladani sifat Nabi Ibrahim, yang rela mengorbankan anaknya Nabi Ismail karena perintah Allah SWT.

Lalu Allah gantikan Nabi Ismail dengan seekor domba yang besar. Hingga Allah muliakan mereka dalam Alquran.

“Sesungguh yang dialami Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah ujian nyata. Jadi, ketika Allah menguji pasti ada hikmah dan pahala besar di belakangnya,” jelas Ustaz Rahmat Hidayat Hafizhahullah.

Ia juga menekankan agar umat Islam mendidik anaknya dengan pendidikan agama yang baik. Seperti Nabi Ibrahim mendidik Nabi Ismail, dengan senantiasa mendoakannya menjadi anak yang saleh.

“Pertanyaannya bagaimana mendidik Nabi Ismail yang begitu taat terhadap rab-nya. Karena Nabi Ibrahim senantiasa berdoa agar dikarunia anak saleh,” tandasnya.(C1)

 

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *