CATATAN.CO.ID, Sampit, – Tangis Reni pecah, saat Lisa Blackpink, buaya yang selama ini dirawatnya, harus dibawa oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Rabu, 7 September 2022.
Reni, tak kuasa menahan tangisnya, saat menyentuh ekor Lisa, yang sudah dijerat dan dimasukkan dalam mobil bak BKSDA.
Ia pun segera menuju dapur Rumah Makan Bambu Kuning tempatnya bekerja berusaha menyembunyikan sedihnya. Namun, hal ini diketahui oleh Harry, aktivitis pecinta satwa yang ikut evakuasi saat itu.
Harry, langsung mendatangi Reni, dan mengarahkannya mendatangi Lisa kembali. Harry paham betul, sebagai pecinta satwa yang pernah merawat, perasaan Reni yang harus merelakan kepergian Lisa.
“Silakan lihat dulu dan berfoto untuk kenang-kenangan sebelum nanti dibawa ke habitat aslinya,” pinta Harry kepada Reni.
Lisa Blackpink, adalah nama yang diberikan oleh anak Reni, kepada buaya tersebut. Sebelumnya dipanggil Jack, tapi karena hasil pemeriksaan petugas BKSDA buaya tersebut adalah betina maka digantilah menjadi Lisa Blackpink.
Sehari-hari, Reni ditugaskan oleh pemilik rumah makan, Zulhaidir, untuk merawat dan memberi makan buaya tersebut. Setiap hari dia dan petugas lainnya menyediakan ikan segar yang harus diberikan untuk predator tersebut.
“Harus ikan segar. Kalau tidak beli kami mancing untuk makannya,” kata Reni.
Buaya tersebut dirawat kurang lebih 12 tahun. Sejak kecil sebelum ukurannya 2 meter seperti sekarang.
Reni dan rekan-rekannya pun ikhlas harus berpisah. Apalagi tahu bahwa buaya merupakan hewan yang dilindungi dan tak boleh dipelihara.
Pun demikian dengan Zulhaidir, pemilik rumah makan. Dia terpaksa memelihara buaya muara tersebut setelah rekannya dari Kabupaten seruyan menitipkannya. Namun hingga besar tak kunjung diambil.
“Kami juga tidak ingin buaya ini mati sia-sia. Makanya kami berkordinasi dengan pihak terkait agar buaya ini bisa dilepasliarkan dan berkembang biak di habitatnya,” ungkap pria yang juga kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kotim itu.
Petugas BKSDA bersama Manggala Agni dan aktivis pecinta satwa telah berhasil mengevakuasi buaya tersebut.
Buaya tersebut dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah II Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Selanjutnya dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Lamandau. (C1)











