CATATAN.CO.ID, Sampit – Berbeda dengan sekolah lain di Sampit yang setiap tahun dipenuhi pendaftar hingga melebihi kuota dan menolak calon peserta didik. Penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 4 Sampit harus dilakukan beberapa gelombang karena kurang peminatnya.
“Saya merasakan betapa sulitnya mencari murid, sampai PPDB itu bergelombang-gelombang selama 3 tahun. Bahkan sekali PPDB bisa sampai 5 gelombang,” kata Kepala Sekolah SMAN 4 Sampit Ananto Wibisono.
Dia mengatakannya saat rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Kotim yang menghadirkan Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kepala sekolah di Kotim, dan komite sekolah, Selasa, 18 Juli 2023.
Orang tua pernah mengutarakan alasan tak memilih sekolah tersebut karena lokasi sekolah jauh dari kota di Jalan Jendral Sudirman KM 5,5 dan minim transportasi umum. Sehingga orang tua khawatir dan mempertimbangkan untuk menempatkan anaknya sekolah di SMAN 4 Sampit.
“Calon orang tua murid banyak menyampaikan bahwa takut karena jalur sekolah tidak ada kendaraan umum dan bus sekolah juga tidak ada,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah daerah dapat mengupayakan bus sekolah khusus melayani pelajar ke jalur SMK 2 Sampit atau SMAN 4 Sampit. Menurutnya ini solusi bagi sepenuhnya kuota sekolah-sekolah di wilayah kota agar memiliki minat di sekolah yang jauh.
“Karena membangun sekolah itu perlu waktu saya rasa solusi ini lebih cepat,” tandasnya.
Setiap tahun dirinya tidak pernah menolak calon peserta didik. Seperti saat PPDB tahun ajaran 2023-2024 tersedia 4 rombongan belajar dengan total kuota 144 peserta didik dengan Jumlah pendaftar 150 calon peserta didik. Namun saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) hanya 143 peserta didik yang mengikuti sehingga ada satu kuota kosong di SMAN 4 Sampit.
“Calon siswa yang membatalkan itu karena sudah mendapat sekolah yang lebih dekat,” kata Ananto. (C4)
