CATATAN.CO.ID, Sampit – Pemerintah pusat telah mencanangkan program cetak sawah seluas 1 juta hektare di Kalimantan, sebagai bagian dari strategi untuk menjadikan wilayah tersebut lumbung pangan nasional. Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapatkan alokasi sebesar 58.000 hektare dari program ini, yang diharapkan mendukung ketahanan pangan dan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim, Sepnita, menyampaikan bahwa Kotim harus siap menjadi penyangga pangan nasional, khususnya dalam mendukung kebutuhan pangan di IKN. Kalimantan Tengah akan mencetak 1 juta hektare sawah, dan 58.000 hektare di antaranya akan ditempatkan di Kotim pada 2025.
“Kami telah melakukan identifikasi lapangan terhadap lahan yang akan digunakan untuk program cetak sawah ini. Sebagian data lahan sudah diserahkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan verifikasi lebih lanjut oleh tim yang akan turun ke lapangan,” katanya, Senin, 23 September 2024.
Sepnita juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia terkait produktivitas pangan, khususnya beras. Krisis global menyebabkan beberapa negara eksportir beras menghentikan pengirimannya, sehingga Indonesia perlu meningkatkan produktivitas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Sebagai respons atas situasi tersebut, pemerintah pusat menargetkan Kalimantan Tengah dan Papua sebagai wilayah pengembangan pangan strategis. Upaya ini akan difokuskan pada pencetakan sawah seluas 1 juta hektare untuk memastikan ketersediaan pangan nasional, terutama beras.
Saat ini, Kotim belum mencapai swasembada pangan dengan lahan aktif pertanian yang mencapai sekitar 20.000 hektare. Dengan adanya tambahan lahan 58.000 hektare melalui program cetak sawah ini, diharapkan Kotim dapat menuju swasembada pangan dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
Program cetak sawah ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan ketahanan pangan, baik di Kotim maupun wilayah IKN dan sekitarnya. Diharapkan, dengan pengembangan ini, Kotim dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung ketersediaan pangan nasional di masa mendatang. (C4)
