CATATAN.CO.ID, Sampit – Kepala SMAN 1 Sampit Muhammad Darma Setiawan mengaku, namanya pernah dicatut oknum yang melakukan pungutan liar (Pungli) penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah yang ia pimpin.
“Soal pungutan setiap tahun saya dengar di sekolah. Seperti yang kami temui itu bermula saat seorang siswa sering tidak masuk sekolah,” kata Darma.
Dia mengatakannya saat rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Kotim yang menghadirkan Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kepala sekolah di Kotim, dan komite sekolah, Selasa, 18 Juli 2023.
Seorang siswa sering membolos sekolah dengan berbagai alasan. Pihaknya memberi teguran berulang-ulang keada siswa, bahkan orang tua siswa tersebut diundang ke sekolah.
“Belum genap satu semester kita putuskan apakah yang bersangkutan mencari sekolah lain atau berhenti. Akhirnya kami memberikan keterangan berhenti dengan tujuan pindah sekolah di salah satu SMA,” ujarnya.
Setelah pihaknya telusuri lebih dalam, siswa tersebut masuk ke SMAN 1 Sampit melalui seorang oknum. Ia memastikan oknum tersebut bukan guru, namun oknum tersebut berani mencatut namanya untuk memasukkan siswa.
“Oknum itu berkata Bapak Ibu yang anaknya ingin sekolah di sini harus membayar Rp12 juta untuk Pak Darma,” tandasnya.
Padahal, ia tidak pernah menerima dan tidak mau mengambil keuntungan dengan cara tidak benar itu.
Bahkan seorang orang tua murid pernah mendatanginya dengan tujuan memberikan uang, padahal anaknya resmi diterima melalui jalur yang benar.
Orang tua murid itu mengatakan sebagai ucapan terimakasih. Namun Darma mengaku dengan lantang menolaknya.
“Saya tidak pernah meminta dan saya Alhamdulillah sampai sekarang belum pernah menerima yang diberikan orang. Tapi kalau orang tua murid biasanya yang dari jalur prestasi itu tiba-tiba datang memberikan pisang mauli, durian itu saya terima,” kata Darma. (C4)
