CATATAN.CO.ID, Sampit – Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, M. Abadi menilai areal hutan yang berkurang menjadi penyebab cuaca ekstrem menerjang.
“Suhu ekstrem yang panasnya kita rasakan akhir-akhir ini sangat dipengaruhi dengan menyempitnya tutupan areal hutan,” ujarnya, Minggu, 21 Mei 2023.
Ia memaparkan, hutan berperan penting untuk menyerap Gas Rumah Kaca (GRK) yang menjadi penyebab pemanasan global (global warming).
“Nah, jika hutan mengalami kerusakan. Hal itu bisa berakibat pada terjadinya peningkatan suhu bumi. Serta, perubahan iklim yang ekstrem,” imbuh Abadi.
Sambungnya, kondisi ini akan menjadi semakin parah jika tidak ada formulasi sebagai langkah pencegahan dan penanggulangannya.
Legislator yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) V itu menyebutkan, salah satu jalannya ialah mengembalikan fungsi hutan di daerah hulu dengan penghijauan kembali (reboisasi).
Abadi mengungkapkan, World Wild Life (WWF) telah melaporkan bahwa 12 juta hektar hutan tropis hilang. Penyebabnya mulai dari pengelolaan hutan yang buruk, penebangan liar, dan konversi tutupan lahan hutan menjadi areal perkebunan.
“Kalau untuk di Kotim, idealnya itu lahan yang diperuntukan sebagai kawasan hutan minimal 40 persen,” sebut Abadi.
Sedangkan, 60 persen lainnya dapat digunakan untuk investasi hutan produksi, perkebunan, dan pemukiman.
Oleh karena itu, Abadi sangat mendorong pemerintah Daerah Kotim untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan kawasan hutan di Kotim. (C10)