CATATAN.CO.ID, Sampit – Siswa SMAN 1 Sampit sungguh hebat. Mereka mampu menyulap limbah tempurung atau kelapa menjadi bahan pengawet ikan. Pengembangan inovasi tersebut berhasil menyabet gelar juara pertama lomba inovasi teknologi pengolahan sampah DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kotim, Minggu, 23 Oktober 2022.
“Kita menghasilkan asap cair. Kandungannya ada senyawa asam turunan fenol dan karbonil untuk pengawet ikan,” jelas salah seorang anggota tim SMAN 1 Sampit pada saat mempresentasikan penemuannya saat sesi penyerahan penghargaaan pemenang lomba.
Siswa tersebut pun menjelaskan, proses apa yang digunakan timnya dalam mengkonversi limbah batok kelapa menjadi pengawet makanan. Timnya menggunakan proses utama pirolisis.
Pirolisis merupakan proses dekomposisi bahan organik yang pada inovasi ini mereka menggunakan batok kelapa melalui proses pemanasan. Batok kelapa sebagai material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas atau asap.
Gas tersebut akan diubah menjadi cair dengan proses kondensasi menggunakan tangki kondensor. Hasil berupa asap cair itulah yang digunakan sebagai bahan pengawet ikan.
Wakil Bupati Kotim, Irawati pun memberi sanjungan kepada siswa pemenang lomba tersebut.
“Karena Ibu tertariknya di sini. Kreatifnya dapat. Inovasinya dapat. Mungkin nanti bisa menjadi perwakilan dari Kabupaten Kotim. Syukur-syukur di tingkat nasional,” puji Irawati.
Sementara itu, salah seorang siswi anggota tim tersebut juga membeberkan alasan mereka memanfaatkan limbah batok kelapa.
Katanya, limbah batok kelapa sangat mudah ditemukan di Kotim. Selama ini pun, pemanfaatannya hanya sebatas untuk dijadikan kerajinan dan arang.
Ia pun menjelaskan pada prosesnya, dari bahan baku batok kelapa sebanyak 120 kg menghasilkan 3 grade asap cair. Grade ketiga menghasilkan 60 liter asap cair.
Grade kedua menghasilkan volume 30 liter asap cair. Sementara, grade dengan kualitas yang paling baik menghasilkan asap cair sebanyak 20 liter. (C10)
