CATATAN.CO.ID, Bogor – Bayangin, sekarang hampir semua hal bisa kita lakuin lewat smartphone – belanja, pesan makanan, bahkan bayar listrik. Nah, dunia keuangan juga ikut geser ke digital lewat yang namanya fintech alias financial technology. Bedanya, sekarang ada juga yang berbasis syariah, jadi transaksi tetap halal tanpa riba, gharar, atau hal yang nggak transparan.
Kenapa Fintech Syariah Penting?
Mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, dan kebutuhan layanan keuangan halal itu gede banget. Fintech syariah hadir jadi solusi praktis: bisa dipakai buat dompet digital syariah, pinjaman online halal, sampai investasi yang sesuai prinsip Islam. Jadi, selain simpel, kita juga bisa lebih tenang karena transaksinya berkah.
Data Terkini Fintech Syariah
Biar nggak cuma katanya, yuk lihat angkanya:
• Outstanding pembiayaan fintech syariah 2023 sekitar Rp 1,67 triliun, memang turun dari 2022 (Rp 1,98 triliun), tapi mayoritas (85,6%) disalurkan ke UMKM.
• Jumlah platform syariah resmi per 2022 ada 7, sekitar 6,8% dari total fintech P2P lending di Indonesia.
• Aset fintech syariah tumbuh jadi Rp 138,69 miliar di 2023.
• Secara global, Indonesia ada di peringkat 3 ekosistem fintech syariah dan peringkat 5 pasar terbesar dengan nilai sekitar US$ 8,5 miliar.
Meski kontribusinya masih kecil dibanding fintech konvensional, posisi Indonesia di panggung dunia jelas menjanjikan.
Potensi ke Depan
Riset Fortune Indonesia memprediksi pasar fintech syariah nasional bisa tembus US$ 11,8 miliar pada 2027 dengan pertumbuhan tahunan sekitar 14%. Itu artinya, peluang buat startup baru, investor, maupun anak muda yang melek digital bakal makin terbuka.
Tantangannya? Edukasi masyarakat biar makin paham keuangan syariah, memperluas jumlah platform halal, dan memperkuat regulasi supaya lebih aman serta transparan.
Penutup
Fintech syariah bukan sekadar tren, tapi bagian dari gaya hidup digital halal yang makin relevan buat Gen Z. Dengan gabungan teknologi canggih dan prinsip Islam, kita bisa tetap praktis tanpa kehilangan keberkahan.
Kalau sekarang aja udah bisa investasi halal, bayangin beberapa tahun ke depan—fintech syariah bisa jadi motor penggerak ekonomi halal Indonesia.
(Penulis : Afifah Nadal Fadiyah – Mahasiswi Universitas Tazkia)