CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional IV Kalimantan mengupayakan anak telantar di sekitar SPBU Sampit mendapat keluarga atau orangtua pengganti.
“Kita ingin anak itu ada keluarga pengganti kalau keluarga menelantarkan dan tidak layak dikembalikan ke orang tuanya,” kata Petugas BBPPKS Regional IV Kalimantan Hasibah Eka Rosnelly saat mengunjungi anak tersebut di RSUD dr Murjani Sampit, Senin, 6 November 2023.
Dia mengatakan, kasus penelantaran anak menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian Kementerian Sosial. Baik anak yang ditelantarkan secara ekonomi, tidak diberi makan, tidak dinafkahi atau ditinggalkan keluarganya.
Pihaknya menegaskan, akan mengupayakan mencari keluarga pengganti, sementara menitipkan anak ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) hanya pilihan terakhir.
“Karena LKS tidak merepresentasikan keluarga. Kita mengutamakan keluarga dulu,” imbuhnya.
Lanjutnya, jika anak tersebut ke depan diketahui identitasnya, keluarga pengganti dimungkinkan berasal dari keluarga besarnya. Setelah itu baru dipertimbangkan keluarga pengganti dari orang-orang yang mungkin peduli dan mau mengasuh.
Menjadi keluarga pengganti harus memenuhi syarat, sehingga tidak sembarangan orang bisa mengadopsi. Pihaknya harus melakukan seleksi dan asesmen terlebih dahulu untuk memastikan anak mendapat perhatian dari keluarga pengganti.
Adopsi juga harus melalui proses panjang di pengadilan. Karena pengadilan yang menentukan boleh atau tidak anak tersebut diadopsi keluarga pengganti.
“Tidak sembarangan adopsi. Kita juga sekarang harus tahu bahwa banyak penculikan, banyak anak dijual. Kalau orang mengadopsi untuk dijual itu bahaya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan seorang bocah perempuan berpakaian merah ditemukan di semak-semak belakang SPBU Jalan Tjilik Riwut Km 8 Sampit. Bocah diperkirakan berusia 3 tahun ditemukan dengan baju dan makanan ringan di dalam tas.
Bocah itu dilarikan ke Puskesmas Baamang 2. Namun karena kondisinya memprihatinkan dan terdiagnosis gizi buruk, pihak Puskesmas merujuk ke RSUD dr Murjani Sampit.
Sejumlah luka sudah mengering ditemui di kaki dan kepalanya serta luka masih basah ditemui di pelipisnya. Kulitnya pun dipenuhi goresan diduga akibat gesekan dengan semak-semak dimana ia terbaring ditinggalkan.
Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati mengunjunginya saat masih di ruang IGD RSUD dr Murjani Sampit beberapa jam setelah dia ditemukan. Tak sengaja, kunjungan Irawati bersamaan dengan seorang ibu dari Kecamatan Telawang yang mengaku kehilangan anaknya 2 tahun lalu saat usianya 2 tahun.
Namun belakangan Pendamping Rehabilitasi Sosial Rahmadiansyah AR, ibu yang kehilangan anak tersebut menemui ketidak miripan ciri-ciri antara anaknya yang hilang dengan anak yang ditemukan di belakang SPBU Sampit.
“Dari pengakuan ibunya kemarin, bukan kata ibunya soalnya ada perbedaan ciri-ciri anaknya,” kata Rahmadiansyah. (C4)