CATATAN.CO.ID, Sampit – Pedagang di Pasar Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menyampaikan mengeluhkan mengenai minimnya pengunjung yang berdampak pada menurunnya omset mereka secara signifikan. Para pedagang berharap adanya pembenahan fasilitas yang bisa menarik lebih banyak pengunjung.
“Jumlah pengunjung sangat menurun, dan omset kami anjlok hingga lebih dari 200 persen. Kami menginginkan pembaruan fasilitas agar pasar kembali ramai,” ungkap Yudi, seorang pedagang di Pasar PPM, Selasa, 5 November 2024.
Yudi mengatakan itu saat inspeksi mendadak (sidak) oleh Ketua DPRD Kotim, Rimbun, bersama Komisi II DPRD Kotim serta Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kotim.
Menurut Yudi, kondisi lantai dua Pasar PPM kini semakin sepi, dengan sekitar 60 persen kios yang tutup akibat rendahnya tingkat kunjungan. “Pengunjung di lantai dua sangat sedikit, jadi banyak pedagang yang terpaksa tutup,” jelasnya.
Para pedagang mengusulkan konsep pengembangan pasar modern yang dilengkapi fasilitas wisata. Menurut Yudi, perbaikan fasilitas seperti lahan parkir yang memadai dan pembangunan area publik yang menarik dapat menjadikan pasar ini lebih menarik bagi pengunjung. Dengan konsep ini, diharapkan Pasar PPM bisa berubah menjadi pasar semi-modern, yang menawarkan pengalaman berbeda bagi pengunjung, baik untuk berbelanja maupun menikmati suasana wisata.
“Konsep pasar yang juga menjadi destinasi wisata memungkinkan pengunjung datang untuk berwisata sekaligus berbelanja. Jika ini berhasil, tentu jumlah pengunjung akan meningkat dan dampaknya positif bagi kami pedagang,” tambahnya.
Yudi juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dan DPRD Kotim agar Pasar PPM, yang telah menjadi ikon Sampit sejak masa Bupati Wahyudi K. Anwar, dapat berkembang menjadi pasar yang tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan, tetapi juga destinasi wisata. Ia berharap Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat mendukung langkah ini agar Pasar PPM dapat memberi kontribusi lebih pada perekonomian pedagang dan daerah.
Selain itu, Yudi menyebutkan rencana pembangunan kafe di lantai atas Pasar PPM yang sampai saat ini belum terwujud, disebabkan oleh kendala anggaran selama pandemi COVID-19 dan kurangnya koordinasi antara pihak terkait. Ia berharap dengan pergantian kepala daerah dan kepemimpinan Disperindag yang baru, akan ada dukungan yang lebih nyata untuk mewujudkan konsep pasar wisata.
“Dengan adanya perubahan kepemimpinan daerah dan dukungan DPRD, kami berharap Pasar PPM bisa kembali menjadi ikon Sampit sekaligus destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat,” tutup Yudi. (C4)