CATATAN.CO.ID, Sampit – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Umar Kaderi melalui Sekretaris Dinkes Kotim, Ali menyebutkan, 30 persen remaja putri di Kotim menderita anemia atau kekurangan darah akibat kurangnya asupan gizi yang sehat.
Ali menjelaskan, pada siklus tertentu bahwa usia-usia remaja putri sangat rentan terkena anemia atau kekurangan darah. Hal ini terjadi karena perempuan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
“Data kami memang rata-rata hasilnya itu 30 persen remaja putri menderita anemia atau kekurangan darah. Ini berkaitan dengan siklus biologi seperti mens dan lain sebagainya,” kata Ali, Kamis, 25 Juli 2024.
Lanjutnya, ketika asupan gizinya kurang maka resikonya adalah anemia. Anemia akan berakibat kepada Kesehatan dirinya, maupun pada saat dirinya melangsungkan kehidupan lebih lanjut seperti kehamilan.
“Kondisi ini tentu sangat berisiko pada kesehatan termasuk pada keturunannya. Oleh sebab itu, kita sedang berupaya untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Salah satunya melalui gerakan masyarakat hidup sehat yang salah satu tujuannya adalah di sektor gizi,” ucapnya.
Ia pun menilai, anemia yang tinggi itu diakibatkan minimnya kesadaran anak-anak untuk mengkonsumsi gizi secara berimbang. Padahal sebenarnya banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa dimanfaatkan misalnya sayur mayur yang kandungan gizinya sangat tinggi.
Ditambah lagi perilaku rata-rata remaja putri ini kurang mengkonsumsi gizi secara seimbang, maka mengakibatkan anak-anak riskan terhadap anemia atau kekurangan darah.
“Karena perilaku kita yang tidak sehat sehingga gizi yang masuk ke tubuh itu tidak seimbang apalagi lebih banyak makanan atau minuman yang sifatnya instan masuk dalam tubuh sehingga menyebabkan anemia. Dan tanpa disadari banyak kejadian usia-usia remaja sudah terkena anemia,” tutupnya. (C10)