CATATAN.CO.ID, Sampit – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit mencatat bahwa konflik antara manusia dan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mayoritas terjadi saat warga melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK) di sungai.
“Dari data kami sejak tahun 2010 hingga 2025, tercatat 52 kasus serangan buaya, dengan delapan korban meninggal dunia. Sebanyak 41 kasus terjadi saat warga beraktivitas MCK atau berwudu di sungai,” kata Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, belum lama ini.
Data tersebut mencakup tiga kasus serangan buaya terhadap manusia yang terjadi sejak awal tahun 2025. Kasus pertama terjadi di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit pada Januari lalu dan menyebabkan dua warga mengalami luka di tangan dan kaki. Kasus terbaru terjadi di Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut pada April dan mengakibatkan satu korban meninggal dunia.
Menurut Muriansyah, peningkatan jumlah serangan ini disebabkan oleh rusaknya habitat alami buaya yang berdampak pada berkurangnya ketersediaan pakan. Kondisi tersebut membuat buaya kerap berpindah mendekati permukiman karena terbiasa dengan aktivitas manusia di sungai.
“Ada tiga faktor utama yang memicu buaya mendekati permukiman, yaitu pemeliharaan ternak di sekitar sungai, pembuangan bangkai hewan ke sungai, serta pembuangan sampah rumah tangga. Hal ini mendorong buaya mencari makan di wilayah tersebut,” ujarnya.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak lagi melakukan aktivitas MCK di sungai, terutama pada malam hari. Selain itu, warga juga diharapkan tidak membuang bangkai atau sampah ke sungai, dan tidak memelihara ternak di dekat badan air.
“Kami pernah menangkap buaya yang masuk ke permukiman, tetapi itu bukan solusi jangka panjang. Sekarang kami lebih fokus pada edukasi kepada masyarakat. Jika pola perilaku tidak berubah, buaya akan tetap datang,” tambah Muriansyah.
Ia berharap upaya edukasi ini dapat mengurangi risiko konflik antara manusia dan buaya serta meningkatkan keselamatan masyarakat, khususnya yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya .(C1/*)