CATATAN.CO.ID, Sampit – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Sampit menegaskan komitmen terhadap pendidikan inklusif di tengah beragam latar belakang kemampuan siswa baru.
Terkait itu, Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso menyatakan pihaknya akan menerima dan membina seluruh peserta didik tanpa diskriminasi, termasuk jika ditemukan siswa yang belum lancar membaca.
“Jika ada siswa yang masuk dan belum bisa membaca, maka wajib kami terima. Ini bagian dari pelayanan inklusif. Tidak masalah, karena sekolah memang bukan tempat menyaring, tapi tempat membina,” tegas Suyoso, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia menambahkan, proses penerimaan siswa telah mengikuti ketentuan yang berlaku, yakni melalui jalur zonasi, afirmasi, prestasi, dan mutasi. Atas dasar itu, sekolah tidak boleh menolak siswa hanya karena keterbatasan kemampuan akademik di awal.
“Kami berpegang pada prinsip bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan. Kalau memang ada yang belum lancar membaca, maka tugas kami membimbing dan membantu mereka sampai bisa,” ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ditemukan siswa kelas VII yang benar-benar belum bisa membaca. Namun pihak sekolah siap memberikan intervensi jika di kemudian hari ditemukan kondisi demikian.
“Pendekatan kami tidak hanya berbasis akademik, tapi juga sosial. Kami memiliki program bimbingan individual yang akan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, baik dari aspek kemampuan maupun latar belakang sosialnya,” imbuh Suyoso.
Ia juga menyebut bahwa peran guru sangat krusial dalam membangun kesadaran pendidikan yang merata bagi semua anak. Terlebih lagi di era saat ini, sekolah diharapkan bisa menjadi ruang pembinaan karakter, bukan hanya tempat mengejar nilai.
“Sekolah harus jadi tempat yang ramah dan membina. Bukan malah menambah tekanan atau menyaring siapa yang layak dan tidak (belajar),” pungkasnya. (C-A)