CATATAN.CO.ID, Sampit – Pengoplosan pupuk Nitrogen Fosfor dan Kalium (NPK) terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Pupuk tersebut dioplos dengan tanah latrit dan sudah banyak beredar di kalangan petani dan sejumlah perusahaan perkebunan kepala sawit di daerah tersebut.
Hal ini diketahui setelah warga dan sejumlah pengusaha transportir menggerebek sebuah gudang yang diduga menjadi tempat pengoplosan pupuk, Senin malam, 12 Desember 2022.
Haris salah seorang warga mengatakan, pihaknya menangkap basah sejumlah pekerja kyang sedang mengoplos pupuk. Pihaknya pun meminta agar aktivitas dihentikan dan melaporkan hal tersebut ke apparat kepolisian.
“Saat itu didalam gudang ada sekitar 6 orang pekerja. Mereka sedang mengoplos pupuk,” ungkapnya, Selasa, 13 Desember 2022.
Adapun lokasi gudang cukup tersembunyi dari permukiman sehingga aktivitasnya tak terpantau. Gudang tersebut berada di Jalan Wengga Metropolitan, menuju Jalan Lingkar Utara, Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang.
Pengoplosan ini terungkap ketika adanya penolakan pengiriman pupuk yang diangkut perusahaan transportir oleh salah satu PBS. Sebab kualitas pupuk yang telah diangkut jelek.
Pihak perusahaan transportir menelusuri masalah ini, dengan mengintrogasi sopir yang membawa pupuk tersebut. Setelah didesak, sopir tersebut mengakui jika pupuk tersebut adalah pupuk oplosan.
“Sopirnya juga memberitahukan lokasi tempat pengoplosannya,” terang Haris lagi.
Dengan meminta bantuan warga, pemilik transportir akhirnya beramai-ramai mendatangi gudang yang dimaksud. Mereka menemukan ratusan karung pupuk NPK asli merek Mahkota, dan pupuk NPK oplosan yang sudah siap dijual. Serta timbangan dan mesin jahit karung.
Dari informasi pekerja, bahan oplosan terdiri dari pupuk NPK asli, kapur dolamit atau penyubur tanah dan tanah latrit. Tanah latrit ini warnanya sangat mirip dengan pupuk NPK.
Dalam satu karung pupuk NPK ukuran 50 kilogram, dijadikan 4 hingga 5 karung. Pupuk oplosan dijual seharga Rp.500 ribu per karung, lebih murah dari NPK asli yang harganya Rp.635 ribu per karung.
Dugaan pengoplosan pupuk ini sudah dilaporkan ke Polres Kotim. Sejumlah petugas juga langsung tiba di TKP menyelidiki dan mengamankan barang bukti.
“Kami sudah kirim anggota kesana tadi malam untuk menyelidiki laporan warga ini, kita lihat nanti perkembangan hasil dari penyekidikan anggota di lapangan,” tegas Kasatreskrim Polres Kotim AKP Lajun S.R. Sianturi. (C1)