CATATAN.CO.ID, Sampit – Dinas Pertanian Kotawaringin Timur berbagi kiat-kiat sukses menjadi petani jamur tiram. Kegiatan ini dilaksanakan melalui Program Penyuluhan Budidaya Jamur Tiram di Baamang.
“Kalau punya tanaman jamur, tapi hama dan penyakitnya tidak dikendalikan, akan turun nilai ekonomisnya,” ujar Kusyono, salah satu pemateri pada program penyuluhan tersebut, Selasa, 4 Oktober 2022.
Salah satu faktor yang sangat penting dalam budidaya jamur menurut Kusyono adalah pengendalian hama dan penyakit. Terkadang para petani jamur tiram menganggap remeh aspek pengendalian penyakit tersebut.
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Hama-hama yang dapat mengganggu jamur tiram meliputi, tikus, lalat buah, cacing laba-laba, dan serangga-serangga kecil seperti gurem.
Di antara hama-hama tersebut, hama yang paling sering ditemui dan cukup berdampak pada budidaya jamur tiram adalah lalat buah. Sebab, lalat buah dapat membawa bakteri penyebab penyakit pada jamur tiram. Terlebih, lalat buah dapat bertelur banyak dalam waktu yang singkat.
Untuk pengendaliannya, Kusyono menyampaikan, petani jamur dapat membuat perangkap yang disukai oleh binatang hama. Ia mencontohkan beberapa zat pembantu yang dapat dipaksai untuk membasmi hama. Metil difenol dapat digunakan untuk membasmi serangga berukuran besar. Sedangkan, metilat dapat dipakai untuk membasmi serangga kecil.
Sementara itu, penyakit pada jamur tiram (Pleurotus sp.) yang sering ditemui adalah timbulnya jamur-jamur yang tidak diinginkan. Bukan tanpa alasan, budidaya jamur tiram memerlukan kondisi-kondisi yang ideal bagi tumbuh kembang jamur. Tentu saja, jenis-jenis jamur lain juga bisa tumbuh dalam kondisi yang sama.
Berbahanya, jenis-jenis jamur tersebut bersifat toksik dan mampu mengambil nutrisi yang dibutuhkan bagi jamur tiram. Salah satu jenis jamur toksik dan invasif adalah jamur hijau (Trichoderma sp.).
Untuk membasmi jamur penyakit, petani jamur harus memastikan budidaya jamur selalu dilakukan dalam kondisi steril. Petani jamur harus menyiapkan alkohol untuk sterilisasi alat dan ruang budidaya. Kusyono juga mengingatkan, pada saat menumbuhkan bibit jamur, stik isolat harus diberi api bunsen/spirtus terlebih dahulu untuk membunuh kontaminan.
Pada materinya tersebut, Kusyono juga mengingatkan, penggunaan pestisida atau insektisida pada jamur tiram jangan berlebihan. Ia menilai penggunaan pestisida yang berlebihan didasari oleh kurangnya pemahaman petani dalam menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman mereka.
Padahal, jumlah pestisida pada tanaman jamur akan menyisaka residu-residu zat pestisida yang berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
“Kadang-kadang ada petani nakal. Jadi, mentang-mentang banyak hama atau penyakit, tanamannya disemprot terus. Kasihan nanti yang makan, pak. Efeknya bukan sekarang. Nanti lihat 5-10 tahun ke depan,” ujar Kusyono. (C10)