CATATAN.CO.ID, Sampit – Seorang warga Kota Sampit berinisial F dipalak oleh preman parkir saat hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Cilik Riwut, Samekto, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
”Saya hendak mengisi Solar di sana. Saat ngantre, ada dua pria menghampiri saya. Mereka meminta Rp 200 ribu untuk sekali parkir. Saya kaget. Biasanya saya mengisi solar di pengecer,” ucap pengendara truk ini, Kamis, 12 September 2024.
Dilanjutkan, tahun lalu dirinya juga pernah dipalak preman parkir saat hendak mengisi di SPBU. Namun saat itu ia hanya diminta Rp 50 ribu, berbeda dengan kali ini. Lantaran dipalak, ia pun mengurungkan niat untuk mengisi solar.
”Tahun lalu saya tetap mengisi, karena cuman Rp 50 ribu yang diminta. Tapi sekarang malah Rp 200 ribu. Uang saya hanya Rp 500 ribu, jika tetap mengisi, solar yang saya dapat sedikit, hanya Rp 300 ribu,” tutur F.
Kejadian ini direkam oleh yang bersangkutan. Di dalam video tersebut, dua pria mengatakan uang Rp 200 ribu yang diminta itu untuk dibagi lagi kepada aparat kepolisian, baik itu Polres, Satuan Sabhara, SPKT, maupun polsek setempat.
Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari aparat kepolisian terkait kasus ini. Namun terlihat di Polsek Baamang, Manager dari SPBU tersebut sudah dimintai keterangan.
”Kami tidak ada urusan dengan tarif parkir. Karena bukan di kawasan kami. Dan dua orang yang ada di video itu kami tidak kenal. Tadi setelah dimintai keterangan, Kapolsek bilang sudah aman, saya diperbolehkan pulang,” ucap Manager SPBU Samekto, Haryono.
Di SPBU ini diduga kuat selalu dikuasai preman parkir. Mereka mengkoordinir para sopir truk yang hendak mengisi solar agar antrian tidak semrawut. Akan tetapi, yang diakomodir adalah para pelangsir. Sekali mengantre para pelangsir dikenakan tarif beragam, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
(C19)