CATATAN.CO.ID, Pulang Pisau – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Pulang Pisau beberapa waktu ini membuat ratusan nelayan yang ada di 4 desa pesisir Pulang Pisau memilih tidak melaut.
Nelayan khawatir, jika memaksakan melaut, justru membahayakan diri mereka. Hal itu disebabkan intensitas hujan disertai angin kencang membuat ombak dan gelombang semakin tinggi. Kondisi itu membuat penghasilan nelayan berkurang.
“Empat desa di dua kecamatan Kabupaten Pulang Pisau terdampak cuaca ekstrem. Yakni, Desa Cemantan dan Desa Kiapak, Kecamatan Kahayan Kuala dan Sei Bakau dan Hambawang, Kecamatan Sebangau Kuala,” ucap Kepada Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pulang Pisau, Osa Maliki, Rabu, 1 Februari 2023.
Osa juga mengatakan, pada hari Kamis pekan lalu, pihaknya menurunkan dua tim bersama OPD terkait. Di antaranya BPBD sebagai leading sektor bersama DPMD, dinas sosial, pertanian dan peternakan, perikanan, ketahanan pangan dan termasuk dinas kesehatan telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan investigasi dampak dari cuaca ekstrem.
Dalam investigasi itu tim juga melakukan dialog dengan para nelayan terkait dampak yang dirasakan nelayan selama tidak melakukan aktivitas melautnya.
“Jadi tim turun ke lokasi untuk melihat secara langsung dan melakukan mitigasi bencana terkait surat permintaan permohonan bantuan pangan dari Desa Bakau,” kata Osa.
Osa juga mengungkapkan cuaca ekstrem itu telah terjadi mulai sejak November 2022 yang diprediksi hingga bulan Februari 2023 ini.
“Sehingga kami menurunkan tim melihat secara langsung kondisi di lapangan sebagai bahan untuk menetapkan status siaga darurat untuk memberikan bantuan beras melalui dinas sosial dan dinas terkait lainnya,” ungkapnya.
Osa menambahkan, mata pencaharian masyarakat di dua kecamatan, khususnya di pesisir laut itu adalah nelayan sehingga tidak bisa melaut.
“Hasil dari investasi kemarin, secara kasat mata dan dari pantauan drone memang tidak ada nelayan yang melaut karena gelombang sangat tinggi. ini juga berdampak pada penghasilan para nelayan kita,” pungkasnya. (C16)