CATATAN.CO.ID, Sampit – Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), berangsur surut. Namun ada potensi bencana lain yang masih mengintai, yakni kebakatan hutan dan lahan. Dalam beberapa hari terakhir kabupaten itu berstatus sangat mudah terbakar.
“Ditinjau dari parameter cuaca wilayah Kalimantan Tengah, Kotim berstatus sangat mudah terbakar pada 26 dan 27 September 2022,” ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara H Asan Sampit, Musuhanaya, Senin, 26 September 2022.
Kondisi ini terjadi lantaran beberapa hari terakhir jumlah curah hujan di kabupaten itu terbilang minim. Sehingga mengakibatkan daratan mudah terbakar.
Sementara berdasarkan analisasi per awanan citra satelit pada 26 September, terdapat pertumbuhan awan siginifikan di wilayah Kotim. Kecuali di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Pulau Hanaut, dan Kecamatan Teluk Sampit.
“Meski demikian pada 25 September 2022 tidak ada terdapat titik panas Kotim. Titik panas hanya terdeteksi di Kabupaten Seruyan, yakni sebanyak 1 titik panas di Kecamatan Seruyan Hilir,” tambahnya.
Masyarakat, terutama di wilayah yang tidak terdeteksi pertumbuhan awan, agar mewaspadai potensi kebakatan hutan dan lahan. Serta tidak membuka areal pertanian dengan cara membakar hutan maupun lahan. Sebab dapat menimbulkan potensi bencana yang parah yakni kabut asap.
Sementara itu untuk diketahui, Kabupaten Kotawaringin Timur, saat ini masih berstatus siaga darurat Karhutla. Status ini berlaku sejak 19 Agustus 2022 hingga 18 Oktober 2022. (C1)