CATATAN.CO.ID, Sampit – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau mengadakan program RED CAR. Program ini dalam rangka menyiasati dan mengantisipasi ancaman bahaya Karhutla pada musim kemarau yang mengacam Bumi Handep Hapakat.
“Sebagaimana diketahui bahwa RED CAR tersebut merupakan Program baru BPBD Pulang Pisau yang akan disalurkan dan dibentuk di 8 Kecamatan di wilayah Pulang Pisau pada Tahun 2023 ini,” ucap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pulang Pisau, Osa Maliki belum lama ini.
Osa menjelaskan Program Red Car ini sebenarnya semacam program Balakar, karena di situ juga akan dibentuk Masyarakat Peduli Api (MPA), di setiap kecamatan.
“Katakanlah untuk sejumlah desa, misalkan di 1 kecamatan itu ada berapa desa untuk kita dukung contohnya ada 5 desa yang tingkat kerawanan Karhutlanya masuk dalam skala prioritas maka diupayakan 5 unit Red Car dan saya bentuk timnya, karena mengingat anggaran juga terbatas, syukur-syukur kalau bisa 1 desa 1 unit itu lebih baik lagi,” kata Osa.
Pihaknya berharap dengan Program Red Car itu kelak, dapat memberikan respons dan rescue secara cepat dan tepat ke setiap Desa yang telah disupplai sebelum bantuan dari pihak-pihak lain seperti pemadam kebakaran, balakar, dan sejenis itu datang, ketika bahaya Karhutla terjadi.
Osa juga menambahkan bahwa di setiap Alokasi Dana Desa (DD) itu, terdapat anggaran untuk Bencana Karhutla. Sehingga hal itu mestinya masuk dalam prioritas kebutuhan desa oleh aparatur desa dalam seluruh rancangan kegiatan desa dan kesiapsiagaan mereka menghadapi ancaman bahaya Karhutla.
Itu dapat menjadi bukti kepada pemerintah setempat bahwa desa memiliki inisiatif juga dalam menyediakan alat serta perlengkapan lapangan yang wajib digunakan ketika bencana itu terjadi.
“Memang sudah ada beberapa proposal permohonan bantuan peralatan antisipasi Karhutla yang masuk, untuk desanya kami pilih dahulu, karena kami pun akan menelusuri apakah tiap-tiap Desa sudah benar memiliki beberapa item atau tidak ada sama sekali, ” katanya.
Pihaknya berharap agar aparatur desa itu tidak hanya minta-minta bantuan saja ke Pemerintah namun memiliki inisiasi strategi sendiri misalnya juga mengajukan permohonan bantuan kepada corporate sosial responsibility (CSR).
Perusahaan yang wilayah administrasinya melewati sekitaran desa tersebut dalam upaya mencari solusi terbaik dari keterbatasan anggaran pemerintah yang ada.
Untuk diketahui dalam ADD, Program Antisipasi Bencana Karhutla itu benar-benar ada, sehingga diharapkan seluruh pihak terkait sama-sama saling bantu menciptakan sebuah strategi kreatif dalam upaya menjaga keselamatan warga nya masing-masingm (C16)