CATATAN.CO.ID, Sampit – Sebanyak 34 Sekolah mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi Sekolah Penggerak. Sekolah Penggerak merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Bagi sekolah yang terpilih guru pada sekolah tersebut dituntut untuk lebih kreatif.
Hal tersebut disampaikan Fasilitator Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Tengah, Rusnanie, saat memantau SDN 2 Sawahan. SDN 2 Sawahan yang menjadi Sekolah Penggerak di bawah binaannya. Di Kotim ada 18 sekolah dasar yang tercatat sebagai Sekolah Penggerak yang sudah mengikuti seleksi pada tahun pertama seleksi sekolah penggerak.
Menurutnya, poin penting yang menjadi pembeda sekolah penggerak adalah menekankan kemerdekaan anak dalam belajar.
“Di dalam sekolah penggerak bagaimana seorang guru menerapkan pembelajaran yang merdeka dalam artian sekolah bisa membuat kurikulum sendiri, guru kelas dalam hal ini bs mengolah pembelajaran yang benar-benar menyenangkan bukan hanya terpaku di kelas tapi juga bisa memanfaatkan lingkungan sekitar,” jelasnya, Selasa, 25 Oktober 2022.
Dalam sekolah penggerak, lanjutnya, guru dituntut kreatifitasnya sehingga bisa menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran yang membuat anak menjadi subjek bukan sekedar objek pembelajaran.
“Program projek sekolah penggerak ini temanya ditentukan secara nasional tetapi dilapangan tergantung dari kreatifitas sekolahnya masing-masing,” imbuhnya.
Selain itu, dalam sekolah penggerak juga ditekankan bagaimana 6 dimensi dari profil pelajar pancasila dapat diserap oleh anak-anak sehinga nantinya anak-anak didik ini memiliki karakter yang baik mencerminkan pelajar pancasila.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kotim, Susiawati, menyebut 34 sekolah penggerak di Kotim di antaranya 6 SMP, 9 PAUD dan 18 SD.
“Ini baru tahun pertama masih ada calon lagi yang ikut tes. Sekolah penggerak ini ada seleksinya tidak semua sekolah bisa ikut dalam hal ini kepala sekolah ikut tes selanjutnya guru penggerak orang per orang nya,” sebutnya.
Menurut Susi, menjadi sekolah penggerak tentunya memiliki keuntungan yakni dukungan langsung dari pemerintah pusat. “Contohnya mereka akan dipermudah untuk kegiatan operasional mereka dapat bantuan anggaran, program sekolah penggerak juga dibalut atau melingkupi seluruh program sekolah itu,” tandasnya. (C9)