CATATAN.CO.ID, Puruk Cahu – Langkah kaki mereka bukan sekadar derap di atas tanah, tetapi jejak harapan, doa, dan bukti kecintaan terhadap tanah kelahiran. Empat warga Desa Muara Laung rela menempuh perjalanan sejauh 32 kilometer dengan berjalan kaki menuju Kota Puruk Cahu, Rabu, 9 April 2025, demi menunaikan nazar yang mereka ikrarkan sejak Pilkada 2024.
Mereka adalah Zainudin, Mulyadi, Rahwan, dan Ayatul Rahmi. Keempatnya berangkat dari desa di pagi buta, pukul 05.30 WIB, membawa tekad kuat dan semangat yang tak tergoyahkan. Matahari mulai condong ke barat saat mereka tiba di ibu kota kabupaten sekitar pukul 15.00 WIB. Medan yang mereka lalui tak mudah—berliku, berbatu, dan melelahkan. Tapi langkah mereka tak pernah goyah.
Nazar ini bukan tanpa makna. Saat pasangan Heriyus – Rahmanto Muhidin mencalonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Murung Raya (Paslon Nomor Urut 1), mereka bersumpah akan berjalan kaki ke pusat kabupaten jika pasangan tersebut menang. Dan ketika kemenangan itu menjadi nyata, nazar pun mereka tunaikan.
Momen menyentuh ini disambut langsung oleh Wakil Bupati Rahmanto Muhidin, didampingi sang istri, Dina Maulidah, di rumah jabatan. Suasana haru tak terbendung.
“Kami sangat menghargai ketulusan dan semangat warga yang luar biasa ini. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi bentuk cinta dan kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya,” ucap Rahmanto dengan mata berbinar.
Zainudin, salah satu peserta aksi jalan kaki, mengungkapkan bahwa langkah mereka adalah bentuk doa dan dukungan nyata untuk pemerintah yang baru.
“Kami ingin melihat Murung Raya yang maju dan sejahtera. Kami percaya dengan kepemimpinan Pak Heriyus dan Pak Rahmanto, cita-cita menuju Murung Raya Emas bisa terwujud,” tuturnya.
Tak ada kemewahan atau upacara besar dalam penyambutan itu. Tapi dari peluh dan lelah empat warga ini, tersirat pesan kuat: rakyat percaya, dan mereka siap berjalan jauh demi masa depan daerahnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa pembangunan tak hanya ditentukan oleh pemimpin, tetapi juga oleh partisipasi warga. Ketika rakyat dan pemimpinnya berjalan seiring, bahkan 32 kilometer pun terasa ringan.
Aksi ini pun menjadi sorotan dan inspirasi, memperkuat nilai-nilai solidaritas dan kedekatan antara masyarakat dan pemerintah daerah. Di tengah dinamika politik dan pembangunan, langkah tulus empat warga Desa Muara Laung ini menjadi simbol harapan: bahwa Murung Raya bukan hanya dibangun dari anggaran dan rencana, tetapi dari cinta dan keyakinan. (CP)