CATATAN.CO.ID, Sampit – Kecamatan Pulau Hanaut, yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), tengah menghadapi berbagai tantangan infrastruktur yang mendesak.
Salah satu masalah utama adalah keterbatasan akses jalan akibat terpisahnya wilayah ini oleh Sungai Mentaya yang lebar. Meskipun jaraknya dekat dengan pusat kota, kondisi geografis tersebut menghambat mobilitas dan membuat daerah ini terisolasi dari aktivitas perkotaan.
Dalam sosialisasi dan kampanye di wilayah tersebut, calon Bupati Kotim, Halikinnor, menegaskan komitmennya untuk menangani permasalahan infrastruktur jika terpilih kembali.
“Salah satu program prioritas yang akan segera dilaksanakan adalah pembangunan jalan tembus dari Kecamatan Cempaga hingga desa paling ujung di Kecamatan Pulau Hanaut,” ujarnya saat kampanye di Desa Bapinang Hilir, Kecamatan Pulau Hanaut.
Halikinnor mengungkapkan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan pemerintah provinsi, dan anggaran sebesar Rp200 juta telah dialokasikan untuk proyek ini pada tahun 2025. “Insya Allah, jika tidak ada halangan, proyek ini akan terlaksana tanpa kendala,” tambahnya.
Jalan yang direncanakan akan melintasi wilayah Kecamatan Cempaga, Seranau, dan Pulau Hanaut ini memiliki panjang 125 kilometer dan menghubungkan 23 desa. Status jalan tersebut kini telah menjadi jalan provinsi, yang diharapkan dapat mempercepat pembangunan.
Halikinnor juga mengutarakan rencana untuk memperluas pembangunan jalan hingga Mendawai di Kabupaten Katingan, bahkan mungkin sampai Kalimantan Selatan jika situasi memungkinkan.
“Jika terwujud, ini akan membawa dampak positif besar bagi masyarakat di wilayah seberang, terutama dalam meningkatkan akses transportasi bagi kendaraan besar seperti mobil dan angkutan lainnya,” terangnya.
Selain infrastruktur jalan, perhatian juga diberikan pada kebutuhan listrik dan air bersih yang masih menjadi tantangan di Pulau Hanaut. PLN telah merencanakan pemasangan empat tiang tambahan untuk jaringan listrik guna meningkatkan stabilitas daya, yang sering terganggu akibat cuaca buruk.
Sedangkan untuk air bersih, solusi yang dipertimbangkan meliputi pengaliran air dari Sampit atau eksplorasi sumber air lokal yang dapat mendukung kebutuhan PDAM setempat.
“Jika Allah mengizinkan saya memimpin Kotim kembali di periode kedua, saya akan berupaya maksimal untuk merealisasikan janji-janji ini,” ujar Halikinnor.
Ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mengintegrasikan Kecamatan Pulau Hanaut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Kota Sampit.
“Harapan saya, program ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat yang sebelumnya merasa jauh dari pusat perkotaan. Semoga dengan ini, mereka bisa merasakan kedekatan dan kemajuan yang setara,” tutupnya. (C3)