CATATAN.CO.ID, Sampit –Sejumlah hotel di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, diduga memfasilitasi praktik prostitusi. Hal inilah yang membuat prostitusi tumbuh subur di daerah itu.
Investigasi wartawan catatan.co.id, praktik prostitusi diketahui melibatkan hotel ternama di Kota Sampit. Hal ini terbukti saat dilakukannya pemesanan melalui aplikasi hijau yalni Michat.
Lelaki yang ingin mendapatkan layanan seks bisa memesan melalui aplikasi tersebut, karena terhubung langsung kepada wanita penyedia jasa seks komersial atau ke muncikari. Saat akan memesan, para wanita ini akan mengirimkan foto mereka mengenakan pakaian seksi untuk menarik nafsu para lelaki hidung belang.
Setelah sepakat, para wanita kupu – kupu malam akan mengirim lokasi mereka yang ternyata banyak tinggal di sejumlah hotel ternama di kota Sampit di antarnya Hotel Borneo 1 dan Hotel Borneo 2 serta Mess MT Haryono, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Tarif mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 900 ribu untuk sekali bercinta, tergantung negosiasi.
Sementara itu saat diwawancarai ekslusif wanita penyedia jasa sebut mengungkapkan bahwa faktor ekonomi dan masalah keluarga mendorongnya menjalani pekerjaan tersebut.
Kondisi ekonomi sulit dan sulitnya mencari pekerjaan yang halal membuatnya terpaksa mengambil jalan yang membelot yakni menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) demi memenuhi kebutuhan.
Bahkan wanita yang tinfgal di mess MT Haryono Sampit dengan ini mengaku tidak hanya sendiri melakukan pekerjaan tersebut karena ada beberapa rekannya lain di kamar – kamar lain yang berbeda.
“Banyak sih masalahnya ada kebutuhan, ekonomi dan masalah keluarga. Saya juga menikah muda belum selesai sekolah. Sehingga mau cari pekerjaan yang lain sulit juga karena tidak ada ijazah. Ya kayak gini cara mencari duit,” ucapnya. Selasa, 16 Januari 2024.(C20)
