Aksi Pemukulan Oknum Official dan Pemain RSUD Murjani Terhadap Pemain Lawan Nodai Final Wengga Cup II, Panitia Berikan Sanksi Tegas

Manager Wengga Mini Soccer saat menyerahkan medali penghargaan kepada wasit yang memimpin pada partai final Wengga Cup II Mini Soccer 2022.

CATATAN, Sampit – Babak final Wengga Cup II Mini Soccer dinodai oleh aksi beberapa oknum official dan pemain dari RSUD Murjani Sampit. Karena tidak mencerminkan aksi fair play, yakni melakukan pemukulan terhadap pemain SHMG Lamongan.

Hal tersebut sangat disayangkan oleh Manager Wengga Mini Soccer, Adi Wahyudi, apalagi tim tempat dirinya bernaung merupakan instansi besar dilingkup Pemkab Kotim.

“Kami sangat menyangkan aksi oleh oknum tersebut, padahal final itu disaksikan oleh perwakilan Bupati Kotim, anggota DPRD, Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI, Askab PSSI Kotim, dan para tamu serta masyarakat lainya,” ujar Adi, kepada wartawan, Senin 29 Agustus 2022.

Menyikapi hal tersebut, pihak panitia penyelenggara telah memberikan sanksi, yakni terhadap tim RSUD Murjani tidak boleh terlibat dalam ivent apapun di Wengga Mini Soccer, begitu juga 2 official, dan 1 pemain.

Dirinya mengatakan, 3 orang tersebut sebenarnya saat pertandingan sedang berada di bens pemain. Namun, ketika itu langsung masuk ke dalam lapangan dan melakukan tindakan tidak sportif, yakni memukul pemain SHMG Lamongan.

“Seharusnya hal tersebut tidak boleh dilakukan, karena dalam pertandingan kita harus menjunjung tinggi sportivitas dan fair play, sehingga tercipta pertandingan yang baik dan pembelajaran olahraga sepakbola di Kotim,” kata Adi.

Dirinya juga ingin agar hal seperti di Pangkalan Bun juga terjadi di Sampit. Karena apa yang telah dilakukan masuk dalam ranah hukum pidana. Sehingga, saya berharap hal yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Saya sangat berharap agar hal tersebut tidak terulang lagi nantinya. Agar persepakbolaan Kotim semakin maju,” terang Adi.

Dirinya juga menjelaskan bahwa tujuan pihaknya memberikan kesempatan kepada tim untuk membawa pemain dari luar Kotim adalah untuk memberikan pembelajaran, terutama dalam teknik bermain bola yang baik, efektif dan tidak membuang tenaga.

Namun, akibat sikap tidak fair play yang dilakukan oleh beberapa oknum tersebut, membuat sepakbola sulit berkembang dan maju. Karena pemain lain malah menjadi khawatir dan takut datang ke daerah ini. (C3) 

 

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *