Wilayah Rawan Karhutla dan Kekeringan Dipetakan, BPBD Fokus Siapkan Mitigasi

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam
Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam

CATATAN.CO.ID, Sampit – Menjelang musim kemarau 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai memetakan wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan. Wilayah-wilayah ini menjadi prioritas dalam strategi mitigasi yang melibatkan kerja sama lintas sektor.

“Wilayah rawan karhutla sebagian besar juga berbatasan dengan daerah rawan banjir, seperti Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Utara, Seranau, sebagian Cempaka Mulia, Parenggean, MB Ketapang, dan Baamang. Namun, tidak seluruh kecamatan, hanya titik-titik tertentu yang perlu perhatian lebih,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, Selasa, 3 Juni 2025.

Ia menekankan bahwa wilayah selatan seperti Pulau Hanaut dan Parenggean menjadi fokus utama. Kedua wilayah tersebut memiliki keterbatasan akses penanganan darurat akibat kondisi geografis dan infrastruktur, terutama karena harus melintasi Sungai Mentaya.

“Pulau Hanaut contohnya, jika terjadi karhutla atau kekeringan, distribusi bantuan menjadi sulit karena harus menyeberangi sungai besar. Ini yang membuat kami harus bersiap lebih awal,” jelasnya.

Multazam menjelaskan bahwa titik-titik rawan tersebut ditentukan berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang terus diperbarui. BPBD akan melakukan overlay data kerawanan dengan luasan wilayah terdampak, termasuk potensi lahan pangan yang bisa terancam kekeringan.

“Upaya kami adalah melakukan intervensi seefektif mungkin di wilayah prioritas. Karena jika kekeringan terjadi, dampaknya langsung dirasakan masyarakat — mulai dari krisis air bersih hingga ancaman gagal panen,” tegasnya.(CA/*)

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *