CATATAN.CO.ID, Sampit – Gangguan orangutan kembali terjadi Kabupaten Kotawaringin Timur. Kali ini laporan dari warga Kecamatan Kota Besi. Tepatnya di Desa Tinduk dan Desa Simpur.
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, pihaknya menerima 2 laporan keberadaan orangutan dalam beberapa hari belakangan ini secara berturut-turut.
“BKSDA Pos Sampit menerima laporan tentang kemunculan orangutan di sekitar permukiman warga,” jelas Muriansyah, Kamis, 3 November 2022.
Kemunculan orangutan di Desa Tinduk, Kecamatan Kota Besi terjadi 1 November 2022. Sementara di Desa Simpur, Kecamatan Kota Besi, dilaporkan keberadaab orangutan pada 2 November 2022.
Petugas pun langsung melakukan observasi ke kedua desa tersebut. Dari hasil observasi petugas, terdapat orangutan berukuran besar berjenis kelamin jantan.
“Orangutan di Desa Tinduk, terlihat warga sedang memakan umbut rumbia, Selsa, 1 November 2022, sekitar pukul 15.40,” kata Muriansyah.
Sedangkan di Desa Simpur, Kecamatan Kota Besi, orangutan terlihat berada di belakang rumah warga dan berjumlah dua individu.
Pihak BKSDA memberi arahan kepada sejumlah warga di dua desa itu agar tak mendekati orangutan. Apalagi berupaya menangkap hingga melukai primata dilindungi tersebut.
Sebelumnya warga di Kelurahan Tanah Mas dan Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang juga melaporkan kemunculan orangutan. Warga resah dengan kemunculan sejumlah orangutan yang masuk kebun masyarakat. Selain takut menyerang manusia, juga dikhawatirkan akan dibunuh oleh orang tak bertanggung jawab.
“Akan terus kami pantau, sementara menunggu arahan dari atasan untuk melakukan rescue atau penyelamatan,” tutup Muriansyah. (C1)