CATATAN.CO.ID Sampit – Sampit menjadi saksi penting bagi dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dengan berlangsungnya kegiatan Survei Uji Keterbacaan Cerita Anak Dwi Bahasa. Kegiatan ini melibatkan pelajar sekolah dasar dari kelas 3, 4, 5, dan 6 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kotim.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kotim, Yolanda Lolita, menyampaikan bahwa meskipun tidak semua siswa bisa berpartisipasi karena keterbatasan ruang, sejumlah pelajar dari berbagai satuan pendidikan di Sampit telah dipilih sebagai sampel.
“Kegiatan ini merupakan momen penting yang menunjukkan sinergi antara Dinas Pendidikan Kotim dan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah,” ujar Yolanda Lolita, Selasa, 8 Oktober 2024.
Survei uji keterbacaan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana terjemahan cerita anak dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, dapat dipahami oleh anak-anak. Kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran penting tentang bagaimana bahasa daerah diterima oleh generasi muda.
“Kami ingin melihat sejauh mana anak-anak bisa memahami dan menikmati cerita yang menggunakan dua bahasa,” imbuhnya.
Yolanda menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi langkah konkret untuk membuka akses informasi publik secara inklusif. Dengan survei ini, diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai bahasa daerah yang merupakan warisan budaya penting.
Dalam konteks pendidikan, Yolanda menekankan pentingnya mengenalkan dan mencintai bahasa daerah, khususnya di Kalimantan Tengah, sebagai bagian dari identitas budaya yang kaya. Melalui cerita-cerita daerah, diharapkan anak-anak dapat lebih menghargai warisan budaya yang ada.
“Kami ingin anak-anak dari SD kelas 3, 4, 5, dan 6 yang ikut serta dalam kegiatan ini semakin mencintai bahasa daerah kita, sehingga dapat terus mengembangkan pengetahuan dan kreativitas mereka,” ujar Yolanda.
Yolanda juga berharap agar kegiatan ini dapat merangsang minat baca anak-anak, sehingga mereka tidak hanya fokus pada bahasa Indonesia, tetapi juga semakin mengenal dan menyukai bahasa daerah mereka. Sebagai upaya untuk memperkuat identitas budaya, kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan anak-anak pada cerita-cerita lokal yang berharga.
“Kami berharap anak-anak bisa menikmati kegiatan ini dengan penuh perhatian dan semangat, karena ini adalah langkah besar dalam memperkenalkan mereka pada dunia literasi dan memperkuat budaya daerah,” tambahnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan anak-anak Kotim akan semakin menghargai dan memperdalam pengetahuan mereka tentang bahasa daerah serta melestarikan budaya lokal di Kalimantan Tengah. (C4)