CATATAN.CO.ID, Mekah – Guna memaksimalkan dalam melaksanakan ibadah maka setiap kloter jamaah haji Indonesia didampingi pembimbing dan pendamping, seperti ketua kloter, pembimbing ibadah, pendamping umum, juga pendamping kesehatan.
Untuk bidang kesehatan ada seorang dokter dan dua orang perawat. Seperti dr. M. Rizal, yang mendapat tugas menjadi pendamping kesehatan untuk jemaah haji Kloter 6 BDJ yang berjumlah 328 orang.
Tugas ini tidaklah mudah. Karena sebelum JCH berangkat tim kesehatan sudah dilibatkan dalam memberikan pencerahan kepada JCH pada saat menasik haji di bidang kesehatan.
Dalam pantauan awak media ini, tim kesehatan sangat sibuk dalam melayani jamaah haji. Tidak saja dalam pelayanan kesehatan tapi juga sangat memperhatikan agar jemaah Lansia diprioritakan seperti ketika masuk bus dan lainnya.
Ketika ditanya tentang penyakit yang terbanyak dialami jemaah dokter yang kini Kepala Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya itu menjawab yaitu batuk, flu dan ISPA.
Dokter muda ini mengaku senang dalam melayani jamaah. “Karena kalau jamaah sehat maka jamaah akan bisa melaksanakan rukun ibadah haji dengan maksimal,” katanya.
Adapun dukanya, imbuh dia, dalam melaksanakan tugas sebagai tim kesehatan tahun 2023 ini adalah banyaknya jemaah Lansia tanpa pendamping.
“Walaupun demikian tim kesehatan tetap semangat dalam melayani mereka,” katanya.
Selain tim kesehatan, juga ada tim Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD). Di antara mereka ada sosok Rusansyah. Pria berpenampilan sederhana ini menjadi TPHD untuk Kota Palangka Raya. Ia membimbing 328 jemaah.
Rusansyah menceritakan bagaimana ia bisa dipilih menjadi TPHD. Bapak tiga anak ini mengaku bisa lulus menjadi petugas TPHD setelah mendaftar melalui Bidang Biro Kesra Provinsi Kalimantan Tengah.
“Bisa terpilih terpilih setelah dapat menyelesaikan materi tes yang terkait soal tugas-tugas tentang ketika berada di tanah suci,” kata dia.
Tujuan Rusansyah menjadi TPHD adalah untuk membantu jemaah dalam rangka kesempurnaan ibadah haji dan untuk mencapai haji yang mabrur.
Dalam melaksanakan tugas sebagai TPHD, imbuh dia, memang ada suka dukanya. Sukanya, merasa bersyukur dapat membantu jemaah dalam hal melaksanakan rukun dan wajib haji.
“Dukanya itu banyak membantu jemaah tersesat terutama jemaah luar Kota Palangka Raya seperti ada beberapa jemaah daerah lain yang nyasar ke pondok jamaah Kota Palangka Raya,” kata dia.
“Selain itu banyaknya perubahan kondisi di tanah suci, seperti kondisi bangunan dan sistem mau ke Raodah,” imbuh Rusansyah.
Rusansyah juga bercerita, yakni menemukan hal-hal yang aneh dalam melaksanakan tugas. “Seperti ada jemaah yang berperilaku menyimpang,” katanya. (sut)