CATATAN.CO.ID, Sampit – SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan memberikan pembelajaran praktik fardhu kifayah. Praktik ini menjadi pilihan pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah itu. Dalam pembelajaran P5 itu, para murid mempraktikkan adab muslim dalam memperlaukan orang yang sudah meninggal.
“Pemilihan materi fardhu kifayah ini merupakan hasil dari diskusi semua pihak. Baik orang tua, tokoh masyarakat, komunitas pembelajar, komite pembelajar, serta perwakilan para murid bersama untuk menetapkan proyek yang disenangi untuk dilaksanakan dalam Kurikulum Merdeka,” ujar Hamdin, Kepala SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan.
Ketua PMO (Project Managament Office) Sekolah Penggerak Kotim, Suyoso mengatakan, P5 memiliki enam dimensi pembelajaran. Salah satu dimensinya ialah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia.
Ia menjelaskan keenam dimensi tersebut dalam sebuah kesempatan pada Rabu, 5 Oktober, 2022. Tentunya, praktik materi fardhu kifayah ini sangat relevan sebagai implementasi dimensi P5 tersebut.
Selain itu pelaksanaan materi tersebut merupakan bagian dari penerapan tema “Bangunlah Jiwa Raganya” dalam pembelajaran P5. Saat pelaksanaan, para murid ini dipimpin langsung oleh tokoh masyarakat yang dan tokoh agama yang ada di Samuda, Mentaya Hilir Selatan. Mereka pun sudah berpengalaman dan mumpuni dalam mengelola fardhu kifayah tersebut.
Para tokoh tersebut juga memimpin rangkaian doa sebagai bagian dari materi tersebut. Tidak lupa juga, mereka membimbing para murid untuk menguasai rangkaian doa tersebut sampai hafal.
Ini dimaksudkan agar nantinya para murid mampu memimpin doa doa tersebut ketika terjun ke masyarakat. Kemudian, para murid juga menyuguhkan lantunan syair atau lagu-lagu yang memiliki makna doa sesuai dengan ajaran dalam Agama Islam.
Koordinator kegiatan ini, Gemar menyampaikan, seluruh pelaksanaan proyek ini telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud Ristek dan disesuaikan dengan konteks yang ada di wilayah Samuda.
“Seluruh tahapan sudah disesuaikan berdasar kepada arahan Kemendikbud Ristek. Dari arahannya, kita mesti menyesuaikan dengan kemampuan anak-anak,” ujar Gemar.
Hasilnya, seluruh tahapan pembelajaran mampu dikuasai dan dilaksanakan murid dengan lancar. Ini mengingat pempelajaran P5 tersebut menyesuaikan tingat kemampuan peserta didik.
Itu artinya, diferensiasi pembelajaran dan fleksibilitas pembelajaran di SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan ini telah berhasil dikembangkan secara optimal.
Suyoso pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kekompakkan dan semangat para murid yang dalam menjalani proyek. Ini tentunya sangat membantu para guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran P5. (C10)