CATATAN.CO.ID, Sampit – Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Shalahuddin, berkomitmen untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur listrik di desa-desa yang belum teraliri listrik di wilayah Kotim. Salah satu langkah konkret yang akan diutamakan adalah melalui program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), bagian dari program besar “Kalteng Bercahaya”. Program ini memiliki anggaran mencapai Rp 250 miliar.
Shalahuddin menyatakan bahwa dirinya akan fokus memastikan beberapa desa yang masih gelap tanpa penerangan mendapatkan akses listrik secepatnya. “Ada program Kalteng Bercahaya senilai Rp 250 miliar yang dialokasikan untuk PLTS di desa-desa. Saya akan perjuangkan agar beberapa desa di Kotim yang belum teraliri listrik bisa segera menikmati penerangan,” kata Shalahuddin, Selasa, 8 Oktober 2024.
Program “Kalteng Bercahaya” ini diharapkan menjadi solusi bagi desa-desa yang hingga kini masih bergantung pada sumber penerangan tradisional. Dengan PLTS, desa-desa tersebut dapat mengakses listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kotim, Raihansyah, memaparkan bahwa dari total 168 desa yang ada di Kotim, masih terdapat 25 desa yang belum mendapatkan akses listrik. Selain itu, terdapat 9 desa yang berada dalam kondisi blankspot, yang artinya tidak memiliki akses komunikasi digital.
“Kami sangat berharap dengan kehadiran Pj Bupati, program ini bisa segera terealisasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat desa. Minimal, 25 desa yang belum teraliri listrik dapat segera menikmati penerangan, terutama melalui pembangunan PLTS,” ujar Raihansyah.
Tidak hanya soal penerangan, program ini juga berupaya mengatasi masalah komunikasi di desa-desa blankspot. Raihansyah menjelaskan bahwa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), telah mengajukan proposal bantuan perangkat VSAT untuk desa-desa tersebut. VSAT adalah teknologi yang dapat memberikan akses internet di daerah yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi.
“Kami optimis, dengan dukungan pemerintah dan program ini, desa-desa yang masih blankspot dapat terhubung dengan dunia luar melalui akses internet pada tahun 2025,” tambah Raihansyah.
Program “Kalteng Bercahaya” menjadi langkah penting bagi pengembangan infrastruktur dasar di wilayah pedesaan Kotim, khususnya dalam menyediakan akses listrik dan teknologi komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya listrik dan akses internet, diharapkan desa-desa tersebut dapat mengembangkan perekonomian lokal dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Upaya ini juga sejalan dengan visi Pemkab Kotim untuk menciptakan desa-desa yang mandiri dan modern. Keberadaan listrik dan akses internet yang memadai akan mendorong pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik di desa-desa tersebut. “Dengan adanya listrik, desa-desa dapat mengembangkan potensi lokal mereka, mulai dari industri kecil hingga sektor pertanian yang lebih maju,” ujar Shalahuddin menambahkan.
Melalui program ini, pemerintah daerah berharap dapat mengurangi kesenjangan antara desa dan kota, serta memberikan akses yang lebih merata terhadap infrastruktur dasar seperti listrik dan internet. (C4)