CATATAN.CO.ID, Sampit – Warga di Kelurahan Tanah Mas dan Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang resah dengan kemunculan sejumlah orangutan yang masuk kebun masyarakat. Selain takut menyerang manusia, juga dikhawatirkan akan dibunuh oleh orang tal bertanggung jawab.
Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah mengatakan, berdasarkan keterangan warga, orangutan tersebut sudah lama dilokasi itu. Meski dinilai terlalu mengganggu, namun warga dibuat resah.
“Memang tidak menggangu kecuali pada saat musim buah. Buah-buahan selalu dirusak atau dimakan Pelapor khawatir kalo orangutan mati dibunuh warga. Makanya kami pun memberikan pengarahan pada warga sekitar,” kata Muriansyah, Minggu (30/10).
Dikatakan Muriansyah, pihaknya menerima dua laporan dari dua lokasi berberbeda. Laporan pertama gangguan orangutan terjadi di Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang dan laporan kedua di Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Baamang.
“Kedua laporan tersebut telah kami lakukan observasi atau peninjauan ke lokasi pada Selasa (25/10),” jelas Muriansyah.
Di lokasi pertama, pelapor yakni Rahmad salah seorang staf Kelurahan Tanah Mas bersama salah seorang warga Andi, melaporkan Keberadaan tiga individu orangutan.
“Lokasi pertama ini akses masuknya sulit, medannya merupakan kebun karet, rotan dan pohon buah milik warga,” jelas Muriansyah.
Di lokasi pertama tersebut petugas berhasil menjumpai orangutan sebanyak dua individu. Terdiri dari induk dan anak.
Sementara di lokasi kedua yakni Jalan Sekumpu Kelurahab Baamang Hulu Kecamatab Baamang, Sugianto, pelapor menyebutkan orangutanbberjumlah dua individu.
“Kalau di lokais kedua ini aksesnya mudah. Vegetasi dominan kebun kelapa sawit, semak belukat dan tamanan sayur milik warga. Namun orangutan tidak dijumpai,” katanya.
Kendati orangutan tak dijumpai, petugas menemukan sarang orangutan yang cukup banyak, yakni 13 sarang terdiri dari saramg kelas 2 dan sarang kelas 3.
Ditambahkan Muriansyah, berdasarkan pengakuan pelapor, di lokasi pertama orangutan masih terlihat. Pelapor berharap orangutan segera dievakuasi.
“Untuk kegiatan rescue, masih menunggu arahan selanjutnya dari pimpinan,” tandasnya.
Petugas mengimbau masyarakat agar tak menggangu orangutan tersebut. Sebab selain berbahaya juga ada sanksi hukum yang menanti karena primata ini termasuk yang dilindungi oleh negara. (C1)